Luhut Klaim Rakyat tak Tertarik Pemilu, Pengamat Tantang Buka Metodologi Pengambilan Data

Luhut Klaim Rakyat tak Tertarik Pemilu, Pengamat Tantang Buka Metodologi Pengambilan Data
Pengamat Politik Adi Prayitno. Foto: Dokpri for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno meminta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membuka ke publik tentang metode pengambil data soal rakyat tidak tertarik dengan Pemilu 2024. 

Menurut Adi, perincian terkait metodologi pengambilan data itu seharusnya diungkap kepada publik. 

"Itu penting untuk memberikan narasi bahwa big data ini ilmiah, bukan hanya klaim sesaat yang tidak bisa dipertanggungjawabkan," kata Adi Prayitno kepada JPNN.com, Senin (14/3).

Dosen di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu mengatakan data yang dimiliki Luhut sebaiknya juga dilengkapi dengan profil koresponden dan data tentang jumlah pengguna media sosial sebagai subjek penelitian.

"Apa pun judulnya, big data ini, kan, temuan-temuan yang juga bisa dikatakan ilmiah," tambah Adi.

Dia menilai data yang disampaikan Luhut ini menjadi persoalan karena berbeda dengan hasil riset yang dilakukan lembaga-lembaga survei.

"Kalau soal serap aspirasi, selama ini masih menjadikan survei opini publik sebagai satu-satunya variabel yang jadi pegangan dalam mengambil kebijakan," tandas Adi Prayitno.

Seperti diketahui, Luhut Binsar Pandjaitan mengeklaim rakyat tidak tertarik dengan Pemilu 2024 karena tidak ingin pelaksanaannya memunculkan kegaduhan seperti Pemilu 2019.

Pengamat Politik Adi Prayito menyinggung big data yang diklaim Menko Marve Luhut Binsar Pandjaitan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News