Luhut Panjaitan Terkenang Penyerangan Kota Dili, Gagah Berani tapi...

Luhut Panjaitan Terkenang Penyerangan Kota Dili, Gagah Berani tapi...
Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan menghadiri pada acara Peringatan 40 Tahun Penerjunan di Kota Dili 7 Desember 1975 di Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (7/12). Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Penyerangan ke Kota Dili pada 7 Desember 1975 meninggalkan cerita bagi para tentara yang ikut dalam misi tersebut. Salah satunya adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan. 

Pada saat penyerangan itu, Luhut menjadi Komandan Kompi A. Ia menceritakan, harus berada di dalam pesawat selama enam jam. Saat itu, para prajurit harus menahan apabila ingin buang air. 

"Kami di pesawat terbang hampir enam jam. Mungkin maaf banyak yang buang air kecil di celana, buang air besar di celana," kata Luhut dalam acara peringatan 40 tahun penerjunan di Kota Dili oleh Satgas Nanggala V Kopassandha di Gedung Chandraca, Cijantung, Jakarta Timur, Senin (7/12).

Luhut mengatakan, para tentara keluar dari pesawat bukan cuma karena berani. "Tapi juga karena sudah betul-betul kelelahan," ucapnya. 

Pasalnya, para prajurit harus membawa ransel seberat 35 kilogram  dan persenjataan. Waktu para prajurit akan terjun dari pesawat, Luhut mengungkapkan, tembakan musuh diarahkan kepada mereka.

"Ada tembakan, pesawat belok. Ada (prajurit) masuk di laut. Ini suatu momen yang benar-benar membuat kita teringat semua bagaimana operasi dilakukan. Gagah berani, tapi tidak terencana dengan baik," tutur Luhut. 

Karenanya, Luhut meminta agar para perwira bisa mengambil pembelajaran dari operasi itu. "Ini pembelajaran mungkin bagi para perwira yang masih sekarang berkarya, perencanaan satu operasi harus dilakukan dengan baik. Hal itu tidak kami dapatkan," ungkapnya. 

Kenangan soal penyerangan ke Dili juga disampaikan oleh Letjen TNI (purn) Soegito. Ia menyatakan, anggota Nanggala-5 yang ikut penyerangan tidak pernah mendapat informasi mengenai kekuatan musuh, senjatanya, dan cara bertindak.

JAKARTA - Penyerangan ke Kota Dili pada 7 Desember 1975 meninggalkan cerita bagi para tentara yang ikut dalam misi tersebut. Salah satunya adalah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News