Lukisan Kamal, Cermin Kegelisahan Minangkabau

Lukisan Kamal, Cermin Kegelisahan Minangkabau
Lukisan Kamal, Cermin Kegelisahan Minangkabau
Lebih lanjut, Fadli Zon yang mengoleksi dua lukisan Kamal Guci melihat pelukis kelahiran Nagari Pakandangan 13 Oktober 1960 ini telah menemukan koordinatnya dalam perkembangan seni rupa di Sumbar dan Indonesia.

"Setelah lama ditinggal oleh Wakidi dan para pelukis "Mooi Indie", Kamal Guci boleh dibilang pelukis "Mooi Minang" di baris depan dewasa ini. Bedanya, Kamal tidak hanya melukis soal keindahan tapi juga kehancuran tradisi dan budaya akibat ulah manusianya," tegas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu.

Kritik dan kepedulian Kamal ini, lanjutnya, patut dihargai sebagai ekspresi emosinya atas perjalanan sejarah Minang. "Ia melukis dengan hati, tanpa basa-basi serta menyetubuhi setiap ruang dan bidang di kanvasnya menjadi irama," tukas Fadli Zon.

Selain Wakil Mendiknas Fasli Jalal dan Budayawan Fadli Zon ratusan seniman, pembukaan pameran tunggal yang akan berlangsung hingga 7 Juli mendatang juga dihadiri antara lain oleh anggota Senator AM Fatwa, budayawan Leon Agusta, Ida Hasyim Ning dan Kivlan Zein. (fas/jpnn)

Berita Selanjutnya:
Ulat Bulu Diteliti Unand

JAKARTA - Pelukis Kamal Guci terbilang satu-satunya seniman Indonesia asal Sumatera Barat yang punya kegelisahan batin sama dengan perantau Minang


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News