Lulusan D3 Kuliah 3 Tahun di Taiwan dapat Gelar S2

Lulusan D3 Kuliah 3 Tahun di Taiwan dapat Gelar S2
Toga wisuda. Ilustrasi: pixabay

jpnn.com, TAIWAN - Tidak hanya mahasiswa Indonesia program Industry Academia Collaboration (IAC) saja yang mengalami masalah di Taiwan.

Mahasiswa peserta program fast track juga diliputi kekhawatiran. Mereka khawatir jika nanti ijazah S2 (master) dari perguruan tinggi di Taiwan tidak diakui di Indonesia atau negara lainnya.

Salah satu perguruan tinggi Taiwan yang membuka program fast track ada di Kaohsiung, Taiwan bagian selatan. Program ini menyasar lulusan D-3 asal Indonesia.

Jika mengikuti program ini, dalam tempo tiga tahun sudah bisa mendapatkan gelar S2 sekaligus. Perinciannya satu tahun untuk short term dan dua tahun untuk master.

Jawa Pos pada Selasa malam lalu (8/1) menemui salah satu mahasiswa peserta program fast track, dia tidak mau identitas dan nama kampusnya disebut. Sebab khawatir akan berdampak pada proses fast track yang dia tempuh saat ini.

"Saya memang tidak sampai mengalami kasus kuliah dan magang atau magang tidak linier seperti teman-teman saya di Tainan," kata narasumber lulusan D-3 di UNS Solo itu.

Namun yang menjadi ganjalannya saat ini adalah, apakah nanti ijazah S2 yang dia dapat dari kampus di Taiwan akan diakui di Indonesia. Pasalnya ketika program short term selesai, dia tidak mendapatkan ijazah S1.

"Saya hanya dapat selembar sertifikat short term dari kampus di Taiwan dan surat keterangan bahwa telah mengikuti program sort term dari UNS Solo," jelasnya.

Persoalan kuliah mahasiswa Indonesia di Taiwan tidak hanya yang melalui program Industry Academia Collaboration (IAC) saja.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News