Lulusan D3 Kuliah 3 Tahun di Taiwan dapat Gelar S2

Lulusan D3 Kuliah 3 Tahun di Taiwan dapat Gelar S2
Toga wisuda. Ilustrasi: pixabay

Dia sempat menanyakan apakah selembar sertifikat tersebut kekuatannya setara dengan ijazah, kepada pihak UNS Solo. Ternyata tidak. Dia menanyakan hal tersebut ke UNS Solo, karena berangkat ikut program fast track melalui informasi di Taiwan Center yang berada di UNS Solo.

Saat itu dia datang di Taiwan sejak Maret 2018. Biaya yang dia keluarkan untuk mendaftar hingga sampai ke Taiwan mencapai kurang lebih Rp 10 juta.

Dia menegaskan saat ini tidak ada persoalan dengan kampus. Bahkan mendapatkan perlakuan baik. Dia hanya berharap kepada agensi yang mempromosikan program ini di Indonesia, dapat menyampaikan informasi seluruhnya secara detail. Termasuk informasi bahwa peserta program short term tidak mendapatkan ijazah S1. "Informasinya harus utuh disampaikan. Jangan ada yang dilebih-lebihkan atau dikurangi," jelasnya.

Dia mengungkapkan Fabruari nanti informasinya kemungkinan akan datang mahasiswa baru program short term asal Indonesia. Ia berharap para mahasiswa angkatan baru itu mendapatkan sosialisasi secara utuh dari pihak agensi di tanah air.

BACA JUGA: Isu Kerja Paksa, Ini Pengakuan Mahasiswa Indonesia di Taiwan

Kepada pemerintah, dia juga berharap ijazah S2 mahasiswa program fast track (D3 ke S2) di Taiwan bisa diakui. Meskipun logikanya, ijazah S2 baru diakui jika yang bersangkutan memiliki ijazah S1.

Sementara mahasiswa peserta program fast track ini tidak mendapatkan ijazah S1 di Taiwan. "Saya takut ijazah saya dianggap bodong," tuturnya. (wan)


Persoalan kuliah mahasiswa Indonesia di Taiwan tidak hanya yang melalui program Industry Academia Collaboration (IAC) saja.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News