PPI Taiwan: Ada Pelanggaran, tapi Bukan Kerja Paksa

PPI Taiwan: Ada Pelanggaran, tapi Bukan Kerja Paksa
Ilustrasi paspor. Foto: Radar Tarakan/JPNN

jpnn.com, TAIPEI - Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan, Sutaris membantah kabar yang menyebutkan ratusan mahasiswa asal Indonesia dipaksa bekerja oleh kampus mereka. Menurut dia, para mahasiswa Universitas Hsing Wu itu hanya magang di pabrik.

"Mereka memang ikut program kuliah sambil magang. Jadi dari Indonesia memang sudah tahu bahwa akan bekerja sambil kuliah, dapat gaji," kata Sutarsis saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (3/1).

Sutarsis mengatakan, dirinya tidak setuju dengan istilah kerja paksa yang digunakan banyak pihak di Tanah Air. Pasalnya, sejak awal para mahasiswa Indonesia itu sudah tahu adanya program magang tersebut.

Meski begitu, lanjut dia, bukan berarti tidak ada masalah sama sekali dengan program magang Universitas Hsing Wu. Menurut Sutaris, pihak kampus melakukan pelanggaran terkait jam kerja para mahasiswa.

"Ada kelebihan jam kerja yang menyalahi aturan, walaupun semua dibayar. Jadi, menurut kami, setelah diskusi sama kawan-kawan di kampus tersebut memang tidak tepat kalau dikatakan kerja paksa. Tapi yang ada adalah kerja di luar batas jam. Walaupun overtime tetap dibayar," jelas Sutarsis.

Lebih lanjut Sutaris mengatakan, PPI sudah lama menerima keluhan dari para peserta yang ikut program kuliah magang. Untuk itu, pihaknya berharap ada perbaikan tata kelola dari program kuliah magang.

Dia juga mengharapkan pemerintah Taiwan dan Indonesia bertemu dengan berbagai pihak-pihak yang terlibat dengan membuat aturan lebih detail dan mengikat.

"Kami berharap pemerintah RI mulai mempertimbangan untuk menempatkan pejabat selevel atase pendidikan di Taiwan agar berbagai kerja sama ini terkelola, monitoring dan terevaluasi dengan baik," papar Sutarsis yang merupakan mahasiswa S3 National Central University Taoyuan. (wah/rmol)


PPI Taiwan ikut menanggapi kabar yang santer beredar di Tanah Air mengenai ratusan mahasiswa yang kerja paksa di negara tersebut


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber RMOL.co

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News