Lumajang Jadi Lokasi Pengembangan Wilayah Terpadu Berbasis Hutan Sosial

Lumajang Jadi Lokasi Pengembangan Wilayah Terpadu Berbasis Hutan Sosial
Menteri LHK Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi perhutanan sosial di Desa Burno, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (27/2). Foto: Humas KLHK

jpnn.com, LUMAJANG - Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menjadi lokasi pilot project model pengembangan wilayah terpadu dengan basis hutan sosial.

Konsep ini melibatkan kementerian/lembaga, pemda provinsi dan pemda  kabupaten, dengan kehutanan  sebagai leading sektor.

“Yang paling penting dari program ini yaitu masyarakat mendapatkan status legal dalam mengusahakan lahan di dalam kawasan hutan, dan tebtu saja dengan aturan dan prinsip-prinsip kelestarian alam,” kata Menteri LHK Siti Nurbaya saat melakukan kunjungan kerja ke lokasi perhutanan sosial di Desa Burno, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (27/2).

Ada 5 sub-program yang dikembangkan pada areal pengembangan perhutanan sosial seluas 4.189 Ha tersebut.

Pertama, program Agrosilvopastura, yaitu integrasi agroforestry dan ternak. Kedua, program Agro Industri, mengembangkan industri lokal diantaranya kopi, susu sapi, kripik pisang, dan kripik talas.

Ketiga, program ekowisata dalam satu sistem wisata yang mencakup Spot-Wisata local Siti Sundari, Ranu Pani, Agrosari, dan Glagaharum.

Keempat, program pemulihan ekosistem kawasan danau Ranu Pani berbasis agrikultur. Kelima, pemberian akses hutan sosial, redistribusi lahan, dan penataan pemukiman di kawasan hutan.

Ke depan, areal perhutanan sosial di sana akan terus ditata agar lebih baik lagi. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo kepada Menteri LHK sejak awal kabibet kerja hingga sekarang, untuk sasaran pembangunan yang makin mendekatkan masyarakat terhadap kesejahteraan.

Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menjadi lokasi pilot project model pengembangan wilayah terpadu dengan basis hutan sosial.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News