Maafkan Honorer Pelaku Teror, Yuddy Segera Cabut Laporan

Maafkan Honorer Pelaku Teror, Yuddy Segera Cabut Laporan
Yuddy Chrisnandi. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA - Ditangkapnya Mashudi, korda Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Brebes oleh Tim Cyber Crime Polda Metro Jaya atas perbuatan teror sms yang mengancam jiwa beserta keluarga Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi, mendapat sorotan publik.

Menteri Yuddy kembali menyatakan bahwa dirinya tidak mengetahui identitas ataupun sang pelaku sebelum yang bersangkutan ditangkap pihak berwenang.

“Pelaku sudah puluhan kali mengancam via sms dengan isi pesan yang tidak pantas serta mengancam keselamatan saya dan keluarga. Isi pesan-pesannya pun pasti akan membuat takut siapapun yang membacanya.  Hanya saja pelaku tidak pernah menyebutkan nama ataupun pekerjaannya dalam sms-sms yang dia kirimkan. Karena saya khawatir akan keselamatan saya dan keluarga, makanya saya meminta sepri saya untuk melaporkan ancaman ini kepada pihak kepolisian,” jelas Yuddy di Kantor KemenPAN-RB, Kamis (10/3)..

Yuddy mengaku kaget ketika dilakukan investigasi dan penangkapan, ternyata yang bersangkutan adalah seorang guru honorer di sebuah Sekolah Menengah Atas Negeri di Brebes, Jawa Tengah.

Kepada polisi, pelaku berinisial M (38) mengaku telah melakukan sms ancaman kepada Menteri Yuddy karena kesal belum diangkat menjadi PNS padahal sudah bekerja sebagai guru honorer selama 16 tahun. Saat ini pelaku ditahan di Polda Metro Jaya dan masih diperiksa secara intensif oleh penyidik.

Pelaku mengaku menyesali atas perbuatannya dan telah menyampaikan permintaan maaf kepada MenPAN-RB Yuddy Chrisnandi.

Mengetahui pengakuan pelaku, Menteri Yuddy merasa prihatin dan iba karena ternyata pelaku adalah seorang guru honorer yang sudah lama mengabdi di dunia pendidikan.

“Saya sebagai insan pendidikan di Indonesia merasa sedih kenapa seorang guru yang seharusnya menjadi tauladan bisa mengirimkan ancaman sms seperti itu. Padahal rekan-rekan honorer K2 yang saat ini sedang memperjuangkan nasib mereka tahu bahwa saya selalu membuka pintu silahturahmi dan konsultasi untuk mereka. Namun saya bisa mengerti, terkadang dalam keadaan tertekan seorang manusia juga bisa melakukan kesalahan dan khilaf”” ujar Yuddy.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News