Macao Po Nenek Moyang Kalijodo

Macao Po Nenek Moyang Kalijodo
Fientje de Feniks, pelacur indo yang menggemparkan di abad 20. Foto: Repro buku Jakarta Tempo Doeloe.

jpnn.com - JAUH sebelum Kalijodo, arena prostitusi sudah ada di Jakarta. Bermula di sekitar Stasiun Beos Jakarta Kota, bernama Macao Po.

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

Untuk menghibur tentara Belanda yang baru saja menguasai Batavia, germo-germo dari Portugis dan Cina mendatangkan pelacur dari Macao.

Mereka buka praktek di sekitar stasiun Jakarta Kota sekarang ini. Dulu namanya Macao Po, merujuk negeri asal para pelacurnya.

Lokasi ini memang tak jauh dari tangsi militer Belanda. yakni di Binnenstadt--sekitar jembatan Kota Intan, Kota Tua. 

Merentang jaraknya hari ini, antara tangsi militer dan Macao Po hanya dibatasi kawasan Museum Fatahilah. "Konsentrasi prostitusi pertama di Jakarta adalah kawasan Macao Po," begitu tesis Ridwan Saidi, budayawan Betawi.  

Maka tepatlah apa yang disebut Liesbeth Hesselink dalam Prostitution: A Necessary Evil, Particularly in the Colonies, bahwa di seluruh dunia, tangsi militer menjadi persemaian prostitusi. Demikian pula di Hindia Belanda.

(baca: Pelacuran di Zaman Kompeni, Begini Aturan Mainnya...)

JAUH sebelum Kalijodo, arena prostitusi sudah ada di Jakarta. Bermula di sekitar Stasiun Beos Jakarta Kota, bernama Macao Po. Wenri Wanhar - Jawa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News