Mahalnya Kuliah Kedokteran di Kampus Negeri
Beralasan Subsidi dari Pemerintah Kurang
Selasa, 03 Juni 2014 – 07:25 WIB

Mahalnya Kuliah Kedokteran di Kampus Negeri
Contohnya Universitas Indonesia (UI) mendapatkan BOPTN sebesar Rp 226,7 miliar. Kemudian di Universitas Gadjah Mada (UGM) mendapatkan kucuran BOPTN Rp 170,1 miliar dan di Universitas Brawijaya (Unibraw) mendapatkan Rp 133 miliar.
"Dengan adanya kucuran BOPTN itu, harusnya beban masyarakat (SPP yang dibayar mahasiswa, red) makin turun," kata Haryono. Tetapi pihak kampus umumnya beralasan bahwa uang dari BOPTN itu tidak cukup untuk menalangi biaya operaisonal, khususnya di prodi kedokteran.
Haryono mengatakan bahwa besaran BOPTN itu masih meng-cover sebagian kebutuhan operasional PTN. Berbeda dengan dana bantuan operasional sekolah (BOS) di SD dan SMP yang sudah meng-cover seluruh kebutuhan sekolah. Sehingga SPP di SD dan SMP penerima dana BOS digratiskan.
Melimpahkan kekurangan biaya operasional ke mahasiswa tentu cara terakhir dan paling mudah dilakukan kampus. Kampus seharusnya memanfaatkan keleluasaan mereka untuk bekerjasama penelitian dengan korporasi atau pemerintah pusat dan daerah untuk menghimpun dana secara sah.
JAKARTA - Profesi dokter, masih menjadi favorit calon mahasiswa baru. Tetapi untuk kuliah menjadi dokter, masyarakat harus merogoh dompet dalam-dalam.
BERITA TERKAIT
- Jatim Sediakan 40 Ribu Beasiswa untuk Berantas Putus Sekolah
- Pesan dari Merauke untuk Pemerintah Pusat: Jangan Ada Lagi Cerita Anak Papua Tidak Sekolah
- Hadir di Semarang, KAYO.id Kenalkan Bahasa dan Budaya Jepang Sejak Dini
- Prodi Desain Interior PresUniv Bejibun Beasiswa, Gampang Dapat Pekerjaan
- Sudah Ada Guru ASN Ditempatkan di Sekolah Swasta hingga Pensiun
- Dedi Mulyadi Tetap Kirim Siswa Bandel ke Barak Militer Meski Picu Pro Kontra