Mahasiswa Asal Indonesia Kemungkinan Tidak Bisa Kembali ke Australia Tahun Ini

Mahasiswa Asal Indonesia Kemungkinan Tidak Bisa Kembali ke Australia Tahun Ini
Ester Fresyela berharap dapat kembali ke Melbourne tahun ini untuk menyelesaikan kuliahnya dan mencari pengalaman bekerja. (Supplied)

Sejak kepulangannya ke Jakarta April lalu, mahasiswi S1 Sains Aktuaria di Monash University Melbourne tersebut sudah kuliah secara online dan mengaku mengalami kesulitan.

"Karena kalau kuliah online terus di sini [Indonesia] berat banget dan saya harus menghabiskan tahun terakhir saya di indonesia, kalau misalnya tidak bisa balik [ke Australia]," katanya.

"Apalagi karena WAM sama IPK saya turun banget, karena memang seberat itu kalau online. Dan juga lebih capek."

Ester yang terpaksa pulang karena alasan kesehatan dan terisolasi akibat 'lockdown' Melbourne tersebut berharap untuk segera kembali dan mewujudkan keinginannya mencari pengalaman kerja di kota itu.

'Bersedia dikarantina, mematuhi aturan, dan menanggung semua biaya'

Nasib yang dialami Ester dialami juga oleh sekitar 140.000 mahasiswa internasional lainnya yang saat ini "terjebak" di negara mereka masing-masing, menurut lembaga Universities Australia.

Sebanyak 12.300 mahasiswa internasional dari beberapa negara telah menandatangani petisi agar mereka diberikan pengecualian untuk dapat masuk ke Australia.

"Mahasiswa internasional menyumbang jutaan dolar bagi komunitas Australia dan menguntungkan Australia di berbagai bidang," demikian isi petisi tersebut.

"Kami meminta agar diberikan pengecualian bukan hanya demi masa depan dan hak asasi siswa, namun juga untuk pemulihan perekonomian Australia.".

Mahasiswa internasional yang belum diizinkan kembali ke Australia karena perbatasan yang ditutup di tengah pandemi COVID-19 menyatakan rasa frustasi dan kegelisahan mereka, setelah mendengar pernyataan Menteri Utama (Premier) Victoria, Daniel Andrews Seni

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News