Mahasiswa Indonesia di Melbourne Alami Kesulitan Uang di Masa Pandemi

Mahasiswa Indonesia di Melbourne Alami Kesulitan Uang di Masa Pandemi
Mahasiswa asal Kupang Sri Dila Riwu bersama suami dan anak-anaknya kini mengalami kesulitan untuk membeli tiket pulang ke Indonesia. (Supplied)

"Mereka terlihat senang bisa melihat orang lain. Jadi kami berusaha menurunkan relawan yang sama untuk menyalurkan bantuan ke rute yang sama sehingga mereka dapat membangun hubungan," tambahnya.

Menurut catatan ABC, sektor pendidikan internasional menyumbang $40 miliar setiap tahun untuk perekonomian Australia dan mendukung 250.000 lapangan kerja.

Sebagian besar kontribusi itu terlihat di Victoria, dengan pendapatan $12,6 miliar dari sektor pendidikan internasional serta mendukung 79.000 lapangan kerja tahun lalu.

Awal tahun ini, Pemerintah Federal membuat lima visa untuk memastikan kondisi mahasiswa internasional tidak menjadi lebih buruk akibat pandemi virus corona.

Perubahan itu termasuk mengizinkan mahasiswa yang belajar online di luar Australia karena COVID-19 untuk menggunakan masa studi tersebut dalam persyaratan visa kerja pasca-studi.

"Kami negara yang terbuka dengan sistem pendidikan kelas dunia dan kondisi COVID-19 terendah di dunia," kata Penjabat Menteri Imigrasi Alan Tudge pada Juli lalu.

Seorang juru bicara Pemerintah mengatakan kepada ABC bahwa mahasiswa internasional merupakan bagian penting dari sektor pendidikan dan memberikan kontribusi yang signifikan kepada masyarakat luas.

"Itulah mengapa kami memberikan dukungan melalui Dana Bantuan Darurat Mahasiswa Internasional senilai $45 juta," kata juru bicara itu.

Sri Dila Riwu, mahasiswa asal Kupang, berharap suatu hari nanti suami dan anak-anaknya bisa bergabung dengannya di Australia, setelah ia tinggal seorang diri selama setahun

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News