Mahasiswa Indonesia Hanya Satu, Berminat Ikut Campus Expo

Mahasiswa Indonesia Hanya Satu, Berminat Ikut Campus Expo
BUTUH TEMAN: Abu Hasan Ashari (kanan) menyapa dua teman kuliahnya di asrama mahasiswa asing di kampus Ningxia University, Jumat (5/9). Frizal Kurniawan/Jawa Pos/JPNN.com

’’Universitas ini dengan sendirinya akan menjadi pusat penyebaran kebudayaan Tiongkok ke seluruh dunia,’’ tutur Zhang. Pihaknya berharap bisa menjalin kerja sama dengan berbagai kampus di seluruh dunia, termasuk dengan kampus Indonesia.

Pelajar Indonesia, lanjut Zhang, bisa menjadikan Ningxia University sebagai salah satu alternatif studi. Dengan kualitas Ningxia yang diyakini hampir sama dengan universitas terkemuka lain, mahasiswa Indonesia akan lebih nyaman dan mudah beradaptasi. Dari segi makanan saja, banyak kesamaan antara Ningxia dan Indonesia. Misalnya, umbi-umbian yang di Jawa dikenal dengan nama polo pendem yang selalu disediakan saat jam makan.

Pihaknya memastikan akan berpromosi di Indonesia tahun depan. Ningxia University bakal memanfaatkan ajang Jawa Pos Campus Expo yang diselenggarakan setiap tahun di Surabaya. Dia yakin mahasiswa Indonesia, terutama yang beragama Islam, akan merasa seperti di rumah sendiri saat menempuh studi di kampus tersebut.

Kenapa membidik Indonesia? Alasan paling masuk akal adalah Ningxia University saat ini hanya memiliki satu mahasiswa asal Indonesia, yakni Abu Hasan Ashari. Abu, begitu pemuda asal Jakarta itu biasa disapa, merupakan mahasiswa kedua yang kuliah di kampus tersebut. Mahasiswa pertama asal Indonesia saat ini telah lulus sehingga tinggal Abu yang tersisa.

Alumnus Universitas Islam Negeri (UIN) Jogjakarta itu saat ini sedang menempuh studi master di bidang antropologi. Dia ingin meneliti Islam di Tiongkok.

’’Saya juga punya nama Tionghoa, yaitu Sun Yun Yang,’’ tutur pemuda 26 tahun itu. Nama tersebut dia pilih karena memiliki arti yang baik. Sun merupakan nama marga, Yun berarti awan, dan Yang bermakna matahari.

Abu sudah dua tahun tinggal di Tiongkok dan setahun di antaranya dihabiskan untuk kuliah di Kota Nan Chang, Tiongkok Selatan. Setelah setahun studi, Abu melihat penawaran beasiswa dari Ningxia University di website kampus tersebut. Dia pun tertarik untuk pindah ke Ningxia karena ingin merasakan kawasan Tiongkok Barat. Ditambah lagi, banyak populasi muslim yang berasal dari suku Hui di Ningxia.

’’Saya ambil antropologi karena tertarik dengan Laksamana Cheng Hoo. Dia diceritakan dari suku Hui. Jadi, saya semakin semangat belajar di Ningxia, tempat hidup suku Hui,” ungkap Abu yang kini mengambil master pada semester pertama.

Jalur sutra baru yang digagas Tiongkok diharapkan membentang hingga negara-negara Timur Tengah. Untuk memenuhi ambisi itu, Tiongkok mencari sumber

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News