Mahasiswa Indonesia Lulusan Akademi Apple Harus Bisa Rebut Pasar Digital

Mahasiswa Indonesia Lulusan Akademi Apple Harus Bisa Rebut Pasar Digital
enteri Perindustrian Airlangga Hartarto berfoto bersama Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara (kiri) serta para lulusan The First Apple Developer Academy Graduation Fair di BSD City, Tengerang. Foto: Humas Kemenperin

Misalnya, aplikasi tentang donor darah, aplikasi mencari masjid terdekat, aplikasi artificial intelligence untuk cari pekerjaan, dan aplikasi tentang traveling.

Sedangkan, batch kedua akan dimulai pada 29 Maret 2019 dengan jumlah siswa sebanyak 200.

“Semoga ini menjadi inspirasi bagi perusahaan lainnya dalam membangun ekosistem inovasi,” imbuhnya.

Menperin juga menginginkan, agar akademi ini melibatkan para penyandang disabilitas. Sebab, di tengah keterbatasan, mereka diyakini bisa berpotensi dalam upaya pengembangan teknologi digital.

Apalagi, Indonesia memiliki peluang besar dalam penerapan ekonomi digital.

“Hingga tahun 2030, kita butuh 17 juta orang yang bekerja di bidang ekonomi digital, yang mana 4 persen akan bekerja di sektor manufaktur dan sisanya di jasa industri terkaitnya. Ini pun momentum kita dalam menikmati masa bonus demografi sampai 2030,” terangnya.

Potensi lainnya, Indonesia saat ini memiliki 30 juta orang yang menjadi konsumen e-commerce, baik itu mereka yang menjual maupun membeli produk dengan menggunakan teknologi digital.

Bahkan, nilai potensi pasarnya diproyeksi dapat terus bertumbuh, dari yang saat ini sebesar USD8 miliar akan menjadi USD20 miliar pada tahun 2022.

Hingga tahun 2030 Indonesia butuh 17 juta orang yang bekerja di bidang ekonomi digital.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News