Mahasiswa Mengamuk, Jendela Kantor Gubernur Hancur

Mahasiswa Mengamuk, Jendela Kantor Gubernur Hancur
Kantor BPKAD Provinsi Papua Barat yang jadi sasaran amukan oknum mahasiswa, Jumat (6/4). Foto: LAODE MURSDIN/RADAR SORONG

Kasat Reskrim AKP Indro Rizkiandi mengatakan, Karo Umum Setda Provinsi Papua Barat dan beberapa staf dimintai keterangan terkait kejadian pengrusakan. “Kita ambil keterangan terkait kejadian, jam berapa saja sih kejadiannya,” tutur mantan Kasat Reskrim Polres Fakfak ini kepada Radar Sorong di kantor gubernur.

Dari kejadian ini, polisi mengamankan 10 perwakilan mahasiswa. Mereka diangkut menggunakan truk Brimob ke Mapolres Manokwari.

Gubernur Papua Barat Drs Dominggus Mandacan menyesalkan kasus pengrusakan kantor gubernur dan kantor BPKAD (Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) oleh ratusan oknum mahasiswa, Jumat (6/4) siang. Dia meminta kasus ini diusut dan diproses hukum.

Gubernur Papua Barat yang ditemui wartawan di lapangan Borasi Manokwari mengutarakan, jika para mahasiswa ingin mempertanyakan proses realisasi proposal bantuan pendidikan, mestinya dilakukan secara baik. Bukannya malah datang membawa parang dan batu, serta melakukan aksi anarkis dan pengrusakan fasilitas kantor.

Dia menilai, bila ada oknum mahasiswa yang datang ke kantor gubernur untuk mengecek proposal sambil membawa parang dan dalam keadaan mabuk, berarti sudah ada rencana berbuat tidak baik. “Kalau sudah ada rencana yang tidak baik dengan membawa parang dan batu, pada akhirnya akan berurusan dengan pihak kepolisian. Jadi kalau ada yang datang sudah bawa parang dan batu, berarti sudah ada rencana tidak baik dari awal, apalagi jangan sampai ada yang mabuk, itu sudah tidak benar,” ujarnya.

Gubernur menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk memproses pengrusakan kantor Gubernur Papua Barat dan kantor BPKAD. “Kita serahkan kasus ini kepada pihak Kepolisian, pihak Kepolisian yang punya kewenangan menangani masalah ini,” ujarnya.

Dominggus meminta para mahasiswa dan masyarakat agar memaklumi kondisi keuangan Pemprov Papua Barat. Apalagi 90 persen anggaran Otonomi Khusus (Otsus) telah dialokasikan kepada pemerintah kabupaten/kota.

“Itu sebenarnya tidak kami inginkan, mereka harusnya datang baik-baik. Kita maklumi kondisi keuangan kita demikian, sehingga tidak serta merta semuanya dapat. Yh mungkin saat ini belum dapat, nanti di tahun berikutnya bisa dapat,” kata Gubernur.

Ratusan mahasiswa mengamuk, melakukan tindakan anarkis, melempari kantor guberur Papua Barat hingga jendelanya hancur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News