Mahasiswa UTA 1945 Gelar Aksi soal Akreditasi PS Farmasi

jpnn.com, JAKARTA - Mahasiswa Universitas 17 Agustus atau UTA 1945 Jakarta menggelar aksi simpatik sebagai bentuk dukungan perjuangan pihak kampus terhadap program studi (PS) farmasi.
Aksi digelar di kantor DPP Perkumpulan Lembaga Akreditasi Mandiri Perguruan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes), Rabu (11/4) lalu. Mereka mendukung upaya perjuangan pihak kampus, terkait hasil proses penilaian LAM-PTKes terhadap program studi Farmasi UTA 1945.
Perwakilan mahasiswa UTA 1945, Ayub Ibrahim mengatakan, dalam aksi itu pihaknya menyerahkan dokumen hard copy banding sekaligus beraudiensi. "Kami meminta ada kejelasan atas nilai akreditasi yang dikeluarkan LAM-PTKes," kata Ayub dalam siaran pers resmi UTA 1945.
Dia mengatakan pihak kampus sejatinya sudah memenuhi berbagai syarat, termasuk sejumlah fasilitas-fasilitas yang sesuai standar. Soal staf pengajar misalnya, UTA 1945 sudah mempunyai komposisi rasio dosen yang lebih baik dengan apa yang ada pada kampus-kampus lain. "Rasio dosen kami 1:20 dengan jumlah mahasiswa. Kami minta LAM-PTkes berlaku adil dan sportif kepada Kampus kami," lanjut Ayub.
Ayub mengaku hasil dari penilaian asessor yang mengakreditasi kampus Merah-Putih ini dinilai kurang adil. Sehingga, ada kekhawatiran merugikan para mahasiswa profesi Apoteker UTA 1945. "Penurunan akreditasi kampus profesi Apoteker dari B jadi C jelas mengancam masa depan rekan kami. Padahal banyak perubahan perbaikan yang signifikan dari segi kurikulum, fasilitas, dosen dan guru," tuturnya.
Sementara, Pembina Yayasan UTA 1945 Rudyono Dharsono mengaku cukup terkejut dengan hal ini. "Sebagai akademisi dengan kejadian ini, kami sangat terpukul, dan akan mempelajari semuanya hasil penilaian LAM-PTkES," kata dia.
Pihaknya mengaku sudah memerintahkan Jajaran Pimpinan Yayasan dan universitas untuk melakukan perbandingan ke kampus-kampus swasta dan negeri seperti Universitas Pancasila, sampai Universitas Indonesia (UI). "Dan hasilnya kami rapatkan semuanya, dari fasilitas, laboratorium, rasio dosen pengajar dan lainnya, ada beberapa dari fasilitas kami yang malah lebih baik," tutur Rudyono.
"Contohnya rasio dosen dengan mahasiswa. Kami memiliki Rasio Dosen 1:20, sesuai dengan aturan dari Pemerintah, Pancasila maupun UI sekalipun mempunyai Rasio Dosen rata2 1:40 dengan jumlah mahasiswa," lanjut dia.
- Prof Mahfud Ragukan Prabowo Masih Mau Maju di Pilpres 2019
- Museum Nasional Australia Pamerkan Budaya Islam
- Nasib Honorer K2, Revisi UU ASN Ngambang, Disasar Calo CPNS
- Atalarik Syah Bersyukur Anaknya Jalani Pemeriksaan di Rumah
- Begal Sadis Tewas Ditembak Mati Saat Duel dengan Polisi
- Ketua DPR Mengapresiasi Prestasi Dokter Priscilla
- Respons PKS soal Aspirasi Relawan Selendang Putih Nusantara
- Jadi Cawapres Jokowi? Mahfud MD: Alhamdulillah
-
Jumat, 20 April 2018
Ini Penampakan pabrik Miras Oplosan di Cicalengka yang Menewaskan Puluhan Orang -
Jumat, 20 April 2018
Jokowi: Industri Fashion Muslim Punya Masa Depan Cerah -
Jumat, 20 April 2018
Pasca Kerusuhan Aremania, Menpora: Komdis harus Tindak Tegas! -
Jumat, 20 April 2018
Wiranto Ungkap Isi Pertemuannya dengan SBY -
Selasa, 17 April 2018
Lakukan Ritual Pemanggilan Setan, Nafa Urbach Alami Hal Mistis -
Kamis, 19 April 2018
Ternyata ini Hal Paling Berat Dalam Hidup Nadine Chandrawinata -
Kamis, 19 April 2018
Pemerintah Segera Terapkan Online Single Submission -
Kamis, 19 April 2018
Ini Tiga Kiat Nadine Chandrawinata Jaga Pola Hidup Sehat