Main Belakang Itu Indah

Main Belakang Itu Indah
Main Belakang Itu Indah. Ilustrasi Fajar/Radar Surabaya/JPNN.com

"Awalnya ya tak cuekin. Wong mereka itu sering nyinyir, biasalah iri sama kebahagiaan orang," ceritanya saat menunggu giliran konsultasinya di kantor pengacara dekat Pengadilan Agama (PA) Klas 1A Surabaya.

Namun semenjak itu, dia mulai curiga lagi. Jika ia sambung-sambungkan beberapa tahun belakangan, sikap suaminya juga berubah.

Perubahan yang paling terasa adalah keagresifan Donwori di ranjang. Karin saat itu juga belum sadar, dipikirnya faktor U (usia) lah penyebabnya.

Namun semakin ia urai lagi kejadian demi kejadian, sepertinya memang ada yang tak beres dengan suaminya.

Dia sadar kalau selama ini Donwori kerap menghabiskan akhir pekan di luar. Alasan pun macam-macam. Kebanyakan karena pamit ingin menemui teman lama.

"Biasanya pamit mau mancing bareng kawan lama. Nanti kalau pensiun susah ketemunya, begitu sih alasannya," jelas perempuan yang masih terlihat cantik di usia tuanya itu.

Maklumlah Karin masuk golongan wanita yang rajin perawatan.

Namun nyinyiran emak-emak rempong itu terus terngiang di pikirannya. Geregetan, Karin pun akhirnya mengambil tindakan.

Donwori sangat ahli dengan urusan main belakang bersama dengan wanita yang sudah punya pasangan sah.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News