Main Pecat, Golkar tak Belajar dari Masa Lalu

Main Pecat, Golkar tak Belajar dari Masa Lalu
Bendera Partai Golkar. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Koordinator Bidang Polhukam DPP Partai Golkar (PG) Yorrys Raweyai menyesalkan partainya mengeluarkan kebijakan kontroversial di tengah upaya mempersiapkan diri menyongsong kontestasi politik pilkada 2018 dan pilpres 2019.

Pentolan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) Ahmad Doli Kurnia yang selama ini terkenal kritis terhadap berbagai kebijakan internal kepartaian, justru dipecat.

"Seakan mengulang kebiasaan buruk, elite politik partai berlambang pohon beringin ini tidak kunjung belajar pada masa lalunya," kata Yorrys, Minggu (3/9).

?Doli bukanlah nama baru di arena perpolitikan PG. Beberapa kurun waktu terakhir, Doli memang memiliki pandangan dan pemikiran yang berseberangan dengan suara-suara elitis.

?Terlepas dari perbedaan pandangan politik, ujar Yorrys, aksi pecat-memecat bukanlah tradisi baru. Situasi internal politik kepartaian yang senantiasa menyajikan atmosfir dinamis, tidak bisa dibaca dan direspons dengan bijak.

Kenyataannya, dinamika yang sedang berlangsung merupakan upaya bersama mengangkat citra dan martabat, menjaga eksistensi hingga menjamin PG meraih kejayaan di masa datang.

?"Sebagai pengurus DPP Partai Golkar, saya pun bertanya-tanya, atas dasar apa pemecatan tersebut dikeluarkan menjadi kebijakan DPP Partai Golkar? Bukankah Partai Golkar memiliki mekanisme yang panjang dalam proses pengambilan keputusan, apalagi terkait penghilangan hak sebagai anggota partai?" tanya Yorrys.

?Merujuk pada Peraturan Organisasi DPP Partai Golkar, mekanisme pengambilan keputusan terkait pelanggaran disiplin organisasi kata Yorrys, harus melalui rapat khusus yang melibatkan Koordinator Bidang Kepartaian, Koordinator Bidang Polhukam, Dewan Pembina, Dewan Pertimbangan dan Dewan Penasihat.

"Bukan berdasarkan subjektivitas semata," tegasnya.(boy/jpnn)



Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News