Makam Yasser Arafat Segera Digali
Untuk Menelusuri Dugaan Kematian Akibat Diracun
Rabu, 29 Agustus 2012 – 14:41 WIB
PARIS - Jaksa di Prancis akan membuka kasus kematian Yasser Arafat di Paris pada 2004, untuk menentukan apakah kematian pemimpin Palestina itu memang akibat diracuni dengan zat radioaktif polonium-210. Langkah itu sebagai respon atas pengaduan janda mendiang Arafat, Suha, bulan lalu kepada jaksa di Prancis.
Selanjutnya, sebuah tim yang dipimpin seorang hakim investigasi di Prancis akan melakukan investigasi tentang kematian Arafat. Pemimpin PLO itu dibawa dari Tepi Barat ke rumah sakit militer di Prancis, menyusul semakin buruknya kondisi kesehatan pria yang meninggal di usia 75 tahun itu.
Dibertakan Guardian hari ini, sebelumnya para dokter di Prancis mengatakan bahwa Arafat meninggal akibat stroke dan menderita oleh kondisi darah yang lebih dikenal dengan diseminasi intravaskular atau DIC. Namun catatan tentang DIC itu bisa terpicu oleh banyak sebab, termasuk infeksi dan penyakit hati.
Dugaan bahwa Arafat diracun mengemuka setelah stasiun televisi Al Jazeera melakukan investigasi selama sembilan bulan. Al Jazeera diberi izin oleh Suha, untuk mengakses langsung tas ransel pribadi arafat.
PARIS - Jaksa di Prancis akan membuka kasus kematian Yasser Arafat di Paris pada 2004, untuk menentukan apakah kematian pemimpin Palestina itu memang
BERITA TERKAIT
- Dubes Palestina di PBB: Sudah Tak Ada Gunanya Datang ke Sini
- Proyek IKN Mulai Dilirik Pemerintah dan Investor Belanda
- China Makin Ugal-ugalan di LCS, Kapal Misi Kemanusiaan Filipina Tak Diberi Ampun
- Rudal Rusia Sambar Tower Televisi di Kharkiv, Ukraina
- Dua Kelompok WNI Bentrok di Korsel, Ada Korban Tewas
- Tidak Main-Main, India Siap Buka Rahasia Industri Pertahanannya demi Bantu Indonesia