Makin Banyak Wanita Baru Melahirkan Alami Depresi di Masa Pandemi

Makin Banyak Wanita Baru Melahirkan Alami Depresi di Masa Pandemi
Ilustrasi stress. Foto: Dokumen JPNN.com

jpnn.com - Sebuah penelitian di University of Alberta, Kanada mengungkap adanya peningkatan depresi di antara calon ibu dan ibu baru pada masa pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19).

Riset itu menunjukkan jumlah wanita yang melaporkan gejala depresi maternal telah melonjak dari 15 persen sebelum wabah dimulai menjadi 41 persen pada masa pandemi. Selain itu, jumlah wanita yang mengalami gejala kecemasan sedang hingga tinggi telah meningkat dari 29 persen menjadi 72 persen.

Responden penelitian itu ada 900 wanita. Dari jumlah itu ada 520 yang sedang hamil, sedangkan 380 lainnya telah melahirkan dalam waktu 12 bulan terakhir.

Para responden dalam penelitian itu ditanya tentang gejala depresi dan kecemasan mereka sebelum dan selama pandemi. Ternyata wanita hamil dan mereka yang baru saja melahirkan memiliki risiko lebih besar mengalami depresi dan kecemasan.

"Langkah-langkah isolasi sosial dan fisik yang sangat dibutuhkan untuk mengurangi penyebaran virus berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental banyak dari kita," kata Dr. Margie Davenport yang ikut menjadi penulis penelitian itu seperti dilansir laman Independent, Kamis (25/6).

“Mengalami depresi dan kegelisahan selama kehamilan dan periode pascapersalinan bisa memiliki efek buruk pada kesehatan mental dan fisik ibu beserta bayinya,” tururnya.

Davenport menambahkan bahwa efek depresi itu bisa meliputi persalinan prematur ataupun kurangnya ikatan ibu dengan bayinya. Efek lainnya adalah keterlambatan perkembangan pada bayi.

Depresi pascanatal bisa memengaruhi wanita dengan berbagai cara. Beberapa gejala umum depresi pascanatal meliputi perasaan sedih yang terus-menerus dan suasana hati yang buruk, kehilangan minat pada dunia di sekitar, kurang energi, sulit tidur, serta merasa tidak bisa merawat bayi.(fny/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!

Sebuah penelitian di University of Alberta, Kanada mengungkap adanya peningkatan depresi di antara calon ibu dan ibu baru pada masa pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19).


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News