Makin Berbahaya, Makin Istimewa

Trekking di Merapi Saat Kondisi Siaga

Makin Berbahaya, Makin Istimewa
Gunung Merapi diabadikan dari Kaliadem, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman, (22/10) sehari setelah status dinaikkan menjadi siaga (Level 3). Warga dan wisatawan diharapkan tidak beraktivitas dalam radius 8 km dari puncak Gunung Merapi yang termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III. Foto: HERMITIANTA/RADAR JOGJA

Kepada ketiga orang asing itu, dia juga menjelaskan Merapi dianggap sebagai berkah bagi para penduduk di sekitarnya. Karena itu, peringatan seratus tahun meletusnya Merapi dirayakan oleh banyak orang.  "Setelah meletus, Merapi membuat tanah di sekitar sini subur. Material letusannya juga bisa dimanfaatkan. Banyak dari kami yang menggantungkan hidup dari keberadaan Merapi. Karena itu kami selalu menganggap Merapi adalah berkah," urainya. Pasir salah satunya.

Awuy juga mengatakan penduduk lokal jarang merasa takut dengan aktivitas Merapi meski mereka tinggal di lereng Merapi. Secara geografis, masih ada dua bukit yang menjadi pelindung Kaliurang bila Merapi meletus. "Saya tidak pernah merasa tidak aman tinggal di sini," ucapnya dengan tegas. Dia juga berkata akan tetap bertahan di hostelnya meski kondisi memburuk. "Di sini (hostelnya) masih bisa menjadi tempat singgah mereka yang akan mengamati Merapi dari dekat. Karena itu saya tidak pernah pergi-pergi dari sini," ungkapnya. ***

SAAT Merapi ditetapkan dalam kondisi siaga, beberapa orang malah tertarik melakukan trekking di sana. Tentu saja, trekking di Merapi saat kondisi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News