Makin Diminati Petani, Realisasi KUR Pertanian Capai Rp 12 Triliun

Makin Diminati Petani, Realisasi KUR Pertanian Capai Rp 12 Triliun
Mentan Syahrul Yasin Limpo menyerahkan KUR untuk petani. Foto: Humas Kementan

"Petani wilayah Jawa Timur yang paling antusias memanfaatkan fasilitas KUR ini. Khususnya Kab Bojonegoro yang telah memanfaatkan KUR sebesar 34.8 Milyar." kata Sarwo Edhy.

Dari total Rp 12 triliun ini, tersalurkan untuk berbagai sektor. Di antaranya tanaman pangan Rp 3,4 triliun, perkebunan Rp 3,7 triliun, hortikultura Rp 1,4 triliun, peternakan Rp 2,4 triliun, jasa pertanian Rp 208 miliar, kombinasi pertanian Rp 650 miliar, dan tanaman hias Rp 18 miliar.

"Penyerapan KUR pertanian masih didominasi sektor hulu. Kedepan kami akan mendorong juga pemanfaatan KUR di sektor hilir. Seperti untuk pembelian alat pertanian," ungkap Sarwo Edhy.

Sektor hulu, kata Sarwo Edhy, selama ini dianggap lebih mudah diakses karena tidak memerlukan agunan. Padahal KUR dengan plafon besar pun sebenarnya akan mudah diakses jika digunakan untuk pembelian alat.

"Plafon Rp 500 juta ke atas pun bisa diakses. Soalnya ada agunannya berupa alat pertanian yang dibeli. Selain itu bunganya tetap hanya enam persen," kata Sarwo Edhy.

Meski begitu, Sarwo Edhy mengingatkan, KUR bukanlah bantuan atau subsidi pemerintah. Oleh karena itu, nasabah KUR pertanian harus tetap membayar pinjamannya.

"Namun dengan demikian, petani yang memanfaatkan KUR akan lebih merasa memiliki dan lebih serius dalam mengembangkan usaha taninya," tambah Sarwo Edhy.

Berkaitan dengan penyaluran KUR itu, Bank BNI, BRI dan Bank Mandiri menjadi penyalur di semua daerah di Indonesia. Bank BRI menyalurkan KUR sebesar Rp 8,4 triliun, Bank BNI sebesar Rp 1,1 triliun, dan Bank Mandiri sebesar Rp 1,5 triliun. Sementara Bank lainnya (plus bank daerah) sebesar Rp 745 miliar.

Serapan KUR yang dikhususkan untuk sektor pertanian hingga 27 maret 2020, mencapai Rp 12 triliun.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News