Makin Panas, Putin Lancarkan Aksi Anti-Inggris Jelang Pemilu
jpnn.com, MOSKOW - Rusia bersitegang dengan Inggris dan Amerika Serikat (AS). Rabu (14/3), setelah London menjatuhkan sanksi terhadap Rusia, Washington mengumumkan langkah yang sama.
Kemarin, Sabtu (17/3), Moskow membalas sanksi Inggris. Balasan untuk AS tinggal menunggu giliran.
”Rusia memersonanongratakan 23 diplomat Inggris. Mereka punya waktu satu pekan untuk meninggalkan negara ini.” Demikian bunyi keterangan resmi Kementerian Luar Negeri Rusia sebagaimana dilansir BBC.
Sebelum memublikasikan aksi balasan itu, seperti janjinya, Moskow memberitahukan pengusiran 23 diplomat Inggris tersebut secara resmi kepada Laurie Bristow, duta besar Inggris untuk Rusia.
Jumlah diplomat Inggris yang diusir Rusia itu tepat 23 orang. Persis dengan jumlah diplomat Rusia yang ditendang Inggris pada Rabu lalu.
Kepada media, juru bicara (jubir) Kementerian Luar Negeri Rusia menegaskan bahwa Moskow sudah siap menghadapi provokasi Inggris berikutnya.
”Kami siap mereaksi langkah-langkah tidak bersahabat berikutnya,” ujar si jubir.
Selain mengusir 23 diplomat Inggris dari negerinya, Rusia juga menutup Konsulat Jenderal Inggris di St Petersburg. Tapi, dua kantor perwakilan diplomatik lain di Moskow dan Ekaterinburg tetap buka.
Moskow membalas sanksi Inggris. Media-media Rusia memberitakan pengusiran 23 diplomat Inggris oleh Putin itu sebagai aksi anti-Inggris.
- Rusia Berduka, Putin Tetapkan 24 Maret Hari Berkabung Nasional
- Bela Ukraina, Amerika Sebut Kelompok Ini Dalang Pembantaian di Moskow
- Putin Menang Telak di Pilpres Rusia, Erdogan Menyambut Gembira
- Dunia Hari Ini: Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia
- Raih 87 Persen Suara, Vladimir Putin Unggul Telak di Pilpres Rusia
- Putin Sebut Rusia Selalu Siap untuk Perang Nuklir