Makin Panas, Putin Lancarkan Aksi Anti-Inggris Jelang Pemilu
Rencananya, Rusia juga menghentikan segala aktivitas dan menutup kantor British Council, lembaga yang selama ini menjadi jembatan budaya dua negara, di ibu kota.
Rencana penutupan British Council itu langsung direaksi keras Tom Tugendhat. Politikus Inggris yang menjabat chairman Foreign Affairs Select Committee itu kecewa dengan kebijakan yang akan ditempuh.
Menurut dia, penutupan British Council justru akan membuat rakyat Rusia sulit mengaktualisasi diri. Sebab, British Council ikut mempersiapkan masyarakat Rusia untuk terjun dalam persaingan global.
Balasan terhadap Inggris itu diumumkan Rusia sehari menjelang pemilihan presiden (pilpres). Sejumlah pengamat di Moskow menyatakan bahwa kebijakan tersebut diambil untuk meningkatkan popularitas Presiden Vladimir Putin yang kembali mencalonkan diri kali ini.
Reuters melaporkan bahwa kemarin media-media Rusia memberitakan pengusiran 23 diplomat Inggris itu sebagai aksi anti-Inggris.
Bagi Putin, menggelorakan semangat patriotisme menjelang pemungutan suara adalah strategi jitu menuju kemenangan.
Lewat ketegangan yang tercipta pasca serangan racun terhadap Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, Putin sukses menciptakan musuh bersama rakyat. Yakni, Inggris.
Karena itu, saat Inggris mengusir diplomat Rusia, dia pun harus membalasnya. Dengan demikian, simpati rakyat kepadanya meningkat.
Moskow membalas sanksi Inggris. Media-media Rusia memberitakan pengusiran 23 diplomat Inggris oleh Putin itu sebagai aksi anti-Inggris.
- Rusia Tuduh Amerika Lindungi Dalang Pembantaian di Crocus
- Rusia Berduka, Putin Tetapkan 24 Maret Hari Berkabung Nasional
- Bela Ukraina, Amerika Sebut Kelompok Ini Dalang Pembantaian di Moskow
- Putin Menang Telak di Pilpres Rusia, Erdogan Menyambut Gembira
- Dunia Hari Ini: Putin Meraih Suara Hampir 90 Persen dalam Pemilu Rusia
- Raih 87 Persen Suara, Vladimir Putin Unggul Telak di Pilpres Rusia