Makin Sedikit Pria Mau Jadi Guru di Australia

"Saya biasanya hanya mengusap kepala mereka dan menghindar karena saya tidak ingin terlihat memeluk atau menyentuh mereka," jelasnya.
"Saya tak ingin dipandang sebagai seseorang yang melakukan hal buruk ke anak-anak," kata Evans.
Kondisi ini dijelaskan oleh Dr Cruickshank, yang menyebut adanya ekspektasi berbeda untuk guru pria dan wanita dalam kontak fisik dengan anak-anak.
Meskipun demikian, ada juga ekspektasi bahwa guru pria lebih mengambil peran sebagai figur ayah.
"Kadang-kadang saya diharapkan menjadi perawat, dokter, pengasuh, penasihat, atau figur ayah bagi anak-anak ini," kata Evans.
Hal yang sama dialami Cummings yang mengaku mendapat apresiasi karena menjadi sosok pria dan sosok ayah di sekolah.

Bisa jadi tidak ada lagi guru pria di masa depan
Peneliti lainnya Dr Kevin McGrath memperkirakan SD-SD di Australia akan kehilangan kepala sekolah pria dalam 20 tahun ke depan.
Saat ini semakin sedikit pria yang mau menjadi guru di Australia, terutama disebabkan oleh ketatnya aturan yang membatasi seberapa jauh kontak fisik bisa dilakukan dengan murid yang masih di bawah umur
- Industri Alas Kaki Indonesia Punya Potensi Besar, Kenapa Rawan PHK?
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Pemerintah Beri Bantuan Rp 3 Juta untuk Guru, Honorer Dapat Insentif Langsung ke Rekening