Malanutrisi Cabut Nyawa Bocah Yaman

Malanutrisi Cabut Nyawa Bocah Yaman
Kamp penampungan korban perang di Provinsi Hajjah, Yaman. Foto: The New YorkTimes

Perang berkepanjangan yang berlangsung sejak 2011 membuat lumbung pangan negara itu kosong. Anak-anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.

Mereka yang dilarikan ke rumah sakit atau klinik kesehatan rata-rata sudah berada dalam kondisi parah. Oleh paramedis, mereka lantas diberi asupan nutrisi via slang infus. Mereka juga diberi susu.

Namun, dalam kasus Amal, berapa pun banyak susu yang diberikan selalu dimuntahkan kembali. Itu terjadi karena sistem pencernaannya sudah terganggu.

"Lihat, hanya ada tulang. Tak terlihat daging," ujar Mekkia Ahdi, dokter Amal, saat Hicks menjumpainya pekan lalu. Dokter muda itu putus harapan. Dia tidak yakin Amal bisa bertahan. Dan, ramalannya benar.

Sebenarnya, menurut Ali, mereka sudah berusaha memindahkan Amal ke rumah sakit milik Doctor Without Borders. Di sana, Amal bisa mendapatkan perawatan cuma-cuma. Jarak rumah sakit itu kira-kira 8 kilometer dari Aslam.

Sayang, jarak itu terlalu jauh untuk ditempuh dengan jalan kaki. Apalagi, sambil membopong Amal dan menggandeng anak-anak Ali yang lain. Ali yang baru sembuh dari demam berdarah tak sanggup. (bil/c17/hep)


Pekan lalu, Amal Hussain mencuri perhatian dunia. Bocah Yaman itu mengidap malanutrsi. Kamis (1/11), putri Mariam Ali itu menutup mata untuk selamanya


Redaktur & Reporter : Adil

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News