Malaysia Babat Hutan Perbatasan

Malaysia Babat Hutan Perbatasan
Malaysia Babat Hutan Perbatasan
Bahkan, tambah Soenarno, salah satu NGO/LSM Malaysia pernah melaporkan aktivitas pencurian kayu tersebut langsung ke Menteri Kehutanan RI pada tahun 2003. Hanya saja, laporan itu belum mendapat respon baik. "Tanggapannya wassalam. Itu kasus lama, kalau kasus yang baru ini saya belum tahu jelas," ujar Soenarno. Dia pun mengatakan bahwa kawasan perbatasan dekat Batu Lintang relatif berbahaya karena terdapat banyak gangster bersenjata.

Di sisi lain, untuk melakukan pengawasan di daerah itu juga sangat sulit, terutama dari segi transportasi. Transportasi hanya lancar sampai ke Desa Tanjung Lesung. Sedangkan dari Desa Tanjung Lesung menuju tempat kejadian perkara, cuma bisa ditempuh dengan jalan kaki selama sembilan jam.

"Bagaimana kita bisa menangkapnya. Kita sudah capek sampai ke sana dan dia sudah melarikan diri. Apalagi alat komunikasi mereka cukup canggih dan menggunakan telepon satelit. Ketika ada pergerakan dari sini, mereka bisa langsung mundur," jelasnya. Guna mengatasi hal ini, sarana dan prasarana jalan perlu segera dibangun.

Indikasi serupa juga terjadi di Taman Nasional Betung Kerihun. Jajarannya pernah secara tidak sengaja menemukan helipad milik Malaysia di kawasan tersebut. Lokasi itu bisa dicapai dengan 10 hari jalan kaki dari desa terdekat. "Kita sudah lama mendengar adanya penggunaan helikopter untuk mengangkut kayu, misalnya di hulu Sungai Sibau. Tetapi untuk melakukan pengawasan langsung sulit dilakukan karena kita tidak punya akses ke sana," katanya.

PONTIANAK- Gubernur Kalbar Cornelis mengatakan telah terjadi pencurian kayu diduga dilakukan warga Malaysia dengan membabat hutan Kalbar di Nangga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News