Manipol 88: Peta Jalan Menuju Puncak Kejayaan Bangsa

NUGROHO PRASETYO - Panglima Front Pembela Rakyat (FPR)

Manipol 88: Peta Jalan Menuju Puncak Kejayaan Bangsa
Nugroho Prasetyo, Panglima Front Pembela Rakyat (FPR)

Dalam situasi penuh ketidakpastian seperti sekarang, mengkonversi keluh-kesah menjadi harapan butuh keberanian ekstra. Hanya bangsa yang berani mengambil nasibnya dengan tangannya sendiri yang dapat berdiri sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Di bawah siraman kegelapan politik ilusif, tugas kita bersama adalah menyalakan lilin realitas. Sebab, diam merupakan pengkhianatan besar. Dengan menanam kembali akar gagasan para pendiri bangsa, kita akan menemukan cakrawala pandang yang luas untuk menatap masa depan bangsa. Hari ini, Indonesia butuh Rekonstruksi Total. Hari ini pula, kita telah tiba di puncak piramida keterpurukan bangsa. Jika diringkas secara singkat, hal itu terjadi karena tiga jenis sebab sebagai berikut :

A. Penyebab Primer (prima causa) :
1. Ambruknya pemerintahan progresif-revolusioner Soekarno.
2. Depancasilaisasi : penyelewengan Pancasila asli dan otentik (dari Kiri di zaman Soekarno) menjadi Pancasila abal-abal, palsu, tidak genuine dan KW-1 (menjadi Kanan pada era Soeharto).

B. Penyebab Sekunder :
1. Pemberlakuan UU No. 1/1967 tentang Penanaman Modal Asing oleh rezim Orde Baru.
2. Reformasi yang diusung oleh reformis-reformis gadungan, yang pada hakekatnya itu gerakan liberalisasi pro Barat.
3. 4X amandemen UUD 1945 (1999-2002) yang melahirkan "UUD 2002".
4. Pemberlakuan 115 UU (2001-2011) pro asing dan anti kepentingan nasional.
5. Reforma Pactada.

C. Penyebab Tersier :
1. Asymmetric warfare-nya Amerika Serikat dkk (OGOS) dan Tiongkok (OBOR).
2. Pemerintah RI tidak memiliki kontra skema perang asimetri.
3. Pemerintah RI tidak memanfaatkan geopolitical leverage.
4. Kerjasama-kerjasama multilateral minim benefit.

Untuk merehabilitir segala kerusakan yang sudah terjadi, dibutuhkan strategi kontra sebagai berikut :
1. Revitalisasi Pancasila (sebagai titik temu, titik pijak dan titik tuju bangsa).
2. Reposisi UUD 1945.
3. Pembekuan seluruh produk legislasi yang diametral dengan kepentingan nasional.
4. Rekonstruksi (antitesa Reformasi) dalam skala masif dan total alias Rekonstruksi Total.
5. Indokrasi (konsep demokrasi antitesa Demokrasi Liberal).
6. Indonomi (konsep ekonomi antitesa Ekonomi Liberal).
7. Landreform.
8. Program 500 Hari (jaring pengaman sosial).
9. Ruptura Pactada.
10. Konsep kontra skema perang asimetri "Ekspedisi Pamalayu II".
11. Sabuk Atlantis (OBOR-nya Indonesia).
12. Gardantara (Politik Dirgantara Nasional).
13. Blue Politic (Politik Maritim Nasional).
14. Green Politic (Politik Pertanian Nasional).
15. 8 Program Aksi Transformasi Bangsa (Rencana Transformasi Nasional 2019).
16. Visi Indonesia 2024.
17. Indonesia 4.0 dan Republik Keempat.

Demikianlah pandangan saya pribadi mengenai kondisi terkini bangsa ini. Sesungguhnya, ringkasan terurai di atas adalah sudut pandang utuh saya dalam melihat hamparan problematika bangsa beserta solusinya. ***

Menurut Nugroho Prasetyo, situasi negeri ini makin jumud karena sistem politik dan ekonomi dikarantina oleh kepentingan oligarki.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News