Mantan Pendeta Mengatakan Ex-Jihadis 'Orang yang Berkesan'
"Tentu saja, orang yang seharusnya kita ajak bicara adalah seorang pria yang sudah diundang kesini, telah mengajukan permohonan visa beberapa minggu lalu yang menurut pihak berwenang punya banyak wakty, tapi tetap tidak bisa mendapatkannya untuk datang ke Australia."
"Saya rasa seharusnya permohonan visa [Ali] diproses lebih cepat sehingga setidaknya kita punya jawaban."
Photo: Odeon Theatre, tempat digelarnya acara Pemikiran Gelap dan Berbahaya untuk kegiatan Dark Mofo. (ABC News: Carla Howarth)
Panitia berupaya langsungkan acara
Direktur acara Dark Mofo, Laura Kroetsch mengatakan melegakan karena acara masih bisa berlangsung
"Saya bisa menangis," katanya.
"Saya merasa sangat frustrasi karena tidak bisa mendapatkan Ali di sini. Saya ingin dia di Australia untuk dapat berbicara dengan orang-orang."
Laura merasa bersyukur karena teknologi berhasil digunakan.
"Kebebasan berbicara adalah hal yang paling penting di dunia, terutama di masa-masa yang sulit," katanya.
- Dunia Hari Ini: Banjir Lahar Dingin Gunung Marapi, 37 Orang Tewas
- Verifikasi dengan Swafoto Bersama Kartu Identitas: Seberapa Aman dan Bisa Diandalkan?
- Dunia Hari Ini: Surat Kabar Inggris Digugat Pangeran Harry
- Apa yang Menyebabkan Dwi Kewarganegaraan Indonesia sekadar Wacana?
- Ketika Yahudi Australia Berubah Pikiran soal Israel, Simak Ceritanya
- Dunia Hari Ini: Rekor Roti Terpanjang di Dunia Dipecahkan di Prancis