Mantan PM Australia Bantah Pernah Lontarkan Komentar Anti-Islam Setelah 9/11
Namun seorang pakar menjelaskan kepada program Hack Triple J bahwa 'perang melawan teror' telah menjadi tempat berkembang biak ekstremisme.
“Faktanya, pendudukan militer dan kegiatan pembangunan yang terjadi di Afghanistan, di Irak, akhirnya memicu lebih banyak perlawanan dan lebih banyak pelaku teroris,” jelas Lydia Khalil, Peneliti di Lowy Institute.
John mengatakan mengirim pasukan ke medan perang bukanlah keputusan yang dia sesali.
Hal itu, katanya, menunjukkan komitmen Australia sebagai sekutu setia Amerika Serikat, sesuatu yang dia yakini masih dirasakan manfaatnya oleh generasi muda Australia.
"Saya pikir kita memiliki hubungan dengan negara paling kuat di dunia yang memberikan jaminan keamanan tertinggi," katanya.
Dia juga tidak mengesampingkan situasi serupa untuk Australia di masa depan.
"Saya tidak ingin generasi muda Australia terlibat dalam perang. Tapi saya juga tahu bahwa sejarah mengajarkan jika kita tidak siap untuk membela apa yang kita yakini, maka kita akan kehilangan apa yang kita yakini itu," ucapnya.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.
Mantan PM Australia John Howard membantah dirinya pernah membuat komentar anti-Islam selama masa jabatannya setelah serangan 11 September 20 tahun lalu
- Dunia Hari Ini: Lebih dari 70 Orang Tewas Akibat Banjir di Brasil
- Dunia Hari Ini: Indonesia Kalah Melawan Irak Dalam Piala Asia U-23
- Orang Utan Sumatra, Hewan Liar yang Bisa Mengobati Dirinya Sendiri dengan Tanaman Obat
- Dunia Hari Ini: Jalan Raya di Guangdong Runtuh, 24 Orang Tewas
- Banyak Pekerja Start-Up yang Belum Tahu Haknya Sebagai Buruh
- Dunia Hari Ini: Ratusan Ribu Buruh Indonesia Turun ke Jalan Rayakan May Day