Manuver Saudi Gagal Total, Lebanon Sementara Unggul 1-0

Manuver Saudi Gagal Total, Lebanon Sementara Unggul 1-0
Poster PM Lebanon Saad Al Hariri di Beirut. Foto: Reuters

Di Lebanon, posisi PM harus diisi kelompok Sunni dan disetujui presiden maupun parlemen. Pergantian untuk memilih sosok yang tepat membutuhkan waktu berbulan-bulan. Bahkan mungkin bertahun-tahun.

Ketika PM mundur, kabinet otomatis dibubarkan. PM harus terpilih dulu sebelum membentuk kabinet baru. Dengan metode pemilihan PM seperti di atas, bakal ada kekosongan kekuasaan dan pemerintahan dalam jangka panjang di Lebanon jika Hariri mundur.

Melucuti Hizbullah seperti keinginan Saudi juga lebih sulit. Persenjataan mereka yang dibiayai Iran jauh lebih canggih daripada milik militer Lebanon.

Syiah di Lebanon memang minoritas, tapi mereka adalah minoritas terbesar di negara tersebut. Sebagian besar ada di militer. Jadi, memerintah militer untuk melucuti Hizbullah jelas tidak mungkin. Perang saudara bisa meletus kembali.

Karena itulah, sejak awal sebelum diminta mundur oleh Saudi, Hariri menegaskan tak bisa mengambil risiko sebesar itu dengan Hizbullah. Masa depan negaranya terancam.

Belum diketahui apakah Hariri berencana hanya menunda pengunduran dirinya sementara atau selamanya. Yang jelas, untuk sementara ini dia akan bertemu dengan berbagai kelompok politik dan kabinetnya untuk membahas Lebanon ke depan.

Dengan popularitasnya yang justru meroket setelah ditahan Saudi, bakal kian sulit mencari pengganti Hariri. Saudi pasti sudah menyadari perkembangan itu. Untuk saat ini, opsi terbaik masih Hariri.

’’Usaha Saudi untuk menyerahkan kekuasaan kepada kakaknya, Bahaa Hariri, telah gagal. Pemerintah Lebanon masih bertahan dan reputasi Saudi menurun gara-gara masalah Lebanon itu,’’ ujar Macaron.

Langkah Arab Saudi memaksa Saad Hariri mundur dari kursi perdana menteri malah jadi bumerang

Sumber Jawa Pos

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News