Mari, Meneruskan dan Mengoreksi Sukarno

Hasan Aspahani

Mari, Meneruskan dan Mengoreksi Sukarno
Mari, Meneruskan dan Mengoreksi Sukarno
Bung Karno dengan romantis merumuskan ideologinya lewat sosok petani kecil di pinggiran Bandung. Petani dengan rumah sendiri, sebidang tanah sendiri, alat kerja sendiri, sepeda, dan hasil panen yang ia gunakan sendiri untuk dirinya dan keluarganya. Marhaen nama petani itu lalu diikonkan oleh Bung Karno untuk menamai rumusan ideologinya: Marhaenisme.

Wong Cilik yang kini menjadi barisan penyokong fanatik PDI Perjuangan adalah Marhaen-Marhaen yang akan terus tumbuh dan ada, terus menjadi alasan bahwa di negeri ini apa yang dirumuskan oleh Bung Karno di dalam penjara Banceuy tak pernah kehilangan relevansinya.

“Seorang pemimpin tidak berubah karena hukuman. Saya masuk penjara untuk memperjuangkan kemerdekaan, dan saya meninggalkan penjara dengan pikiran yang sama,” ujar Bung Karno. Ini kutipan yang saya sukai dari bukunya "Bung Karno, Sang Penyambung Lidah Rakyat". 

Penjara bagi kaum Marhaen sekarang adalah keterbatasan. Kemerdekaan bagi mereka adalah terbebas dari kemiskinan. Anda, partai Anda PDI Perjuangan, petugas partai Anda Presiden Joko Widodo, saat ini punya kesempatan sangat besar untuk membebaskan mereka dari penjara dan mewujudkan kemerdekaan kaum Marhaen. 

IBU Megawati yang saya hormati dan kagumi, saya menghormati dan mengagumi Anda sebagaimana saya mengagumi Bung Karno, ayah biologis dan ideologis

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News