Marsha Chikita, Putri Ikang Fawzi yang Jadi Animator Film Upin-Ipin

Bawa Tokoh Unyil dan Beri Sentuhan Indonesia

Marsha Chikita, Putri Ikang Fawzi yang Jadi Animator Film Upin-Ipin
Marsha Chikita. Foto : Sugeng Sulaksono/JAWA POS
Menurut Kiki, kampanye ""Damai Yuk"" tersebut benar-benar tidak dibiayai lembaga mana pun. Semua ditanggung para penggagasnya dari kantong masing-masing. Mereka baru berencana mengumpulkan dana untuk membuat kaus, pin, dan aksesori lain tentang ajakan damai antara dua negara tersebut. ""Ini gerakan nonprofit. Yang kami lakukan hanyalah ekspresi seni,"" ungkap anak bungsu dua bersaudara itu.

Kiki menceritakan, suasana di Malaysia tidak setegang di Indonesia dalam menyikapi konflik antara dua negara tersebut. Bahkan, seperti tidak pernah terjadi apa-apa. ""Kondisi di Malaysia, terutama di Putrajaya, biasa saja. Nggak ada ketegangan sama sekali. Malahan, di kantor, teman-teman yang kebanyakan orang Malaysia tetap baik-baik saja sama saya,"" terangnya.

Kiki memang kuliah sambil bekerja. Sejak awal 2010, dia diterima di Las"Copaque Production, rumah produksi yang membuat film animasi Upin-Ipin. Bahkan, dia merupakan satu-satunya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan tersebut. Dia terjun langsung ikut membuat animasi film anak-anak yang banyak digemari di Indonesia itu.

Karirnya dimulai saat ikut program magang di perusahaan tersebut. Meski magang, Kiki sudah dibayar RM 500 (ringgit Malaysia) atau Rp 1.400.000 (kurs 1 RM = Rp 2.800) per bulan. Lantaran pekerjaannya dinilai istimewa, Kiki akhirnya diterima sebagai karyawan dengan gaji lebih besar. Namun, mulai September ini, dia harus mengambil cuti untuk menyelesaikan tugas akhir kuliahnya.

Sejak 31 Agustus lalu, Unyil dan Upin bersalaman di dunia maya sebagai ikon kampanye ""Damai Yuk"" untuk Indonesia-Malaysia. Salah seorang penggagas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News