Masalah Asmara Diduga Mendompleng Agama
Rabu, 29 Agustus 2012 – 06:12 WIB
Pasca Kerusuhan: Beberapa Korban Kembali Dievakuasi ke GOR Tennis Indoor Sampang. Foto: ALI RIDHO/RADAR MADURA
Meski kedua kakak beradik tersebut sudah sama-sama memiliki keluarga, tidak menyurutkan niat Rois untuk menikahi Halima. Keinginan terpendam itu baru diketahui Tajul sejak tetangganya itu meminta untuk meminang Halima. Sejak kejadian tersebut kedua bersaudara tersebut mulai tidak akur.
Lebih jauh R menjelaskan, ketika mendengar ada santrinya hendak dilamar tetangganya, Rois mulai naik darah. Sebab, keinginan untuk menikahi santrinya itu bisa kandas. Tidak mau kecolongan, Rois pun berusaha mencari tahu siapa dalang di balik aksi lamaran itu. Ternyata, orang yang berusaha menjadi penghulu itu adalah kakak kandung sendiri, yakni Tajul.
Perasaan kecewa bercampur dendam itu pun telah menyulut amarah Rois pada Tajul. Dari modus tersebut, Rois diduga lantas menyusun serangkaian agenda untuk menyerang Tajul. Beragam cara mulai dilakukan untuk mendiskreditkan Tajul. Dendam Rois semakin tak terkendali yang pada akhirnya tidak hanya berhenti pada keluarnya Rois dari ajaran Syiah.
Namun, Rois melancarkan serangan yang mengatasnamakan ajaran agama. Yakni, dengan tuduhan bahwa Tajul bersama pengikutnya itu menganut ajaran sesat. Karena masyarakat Sampang mayoritas menganut ajaran Sunni, maka sangat gampang sekali Rois memprovokasi lewat bendera agama. Puncaknya, Tajul dituduh melakukan penistaan agama. Tajul pun dihukum.
SAMPANG-Satu per satu persoalan yang melatarbelakangi kerusuhan berbau agama di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kec Omben dan Dusun Gading
BERITA TERKAIT
- Restu Widiyantoro Diharapkan Memperkuat PT Timah dengan Profesionalisme
- LPPOM Fasilitasi Lebih dari 100 Penggilingan Daging Halal di 19 Provinsi
- KPK Periksa WN Korsel di Seoul Terkait Kasus Suap PLTU Cirebon
- Waka MPR Lestari Moerdijat Ungkap Perlunya Identifikasi Masalah Perempuan dengan Tepat
- Bongkar Penyelundupan Benih Lobster, Bea Cukai Batam Cegah Negara Rugi Rp 48 Miliar
- ERIA Tegaskan Pentingnya Peran Pemimpin Dalam Perdamaian Berkelanjutan