Masih Berpangkat Mayor, Luhut Sudah Diminta Pilih Senjata untuk Kopassus

Masih Berpangkat Mayor, Luhut Sudah Diminta Pilih Senjata untuk Kopassus
Kopassus TNI AD banyak melahirkan tokoh kondang, salah satunya Luhut Binsar Pandjaitan. Ilustrasi : Ricardo/JPNN.com

"Usul itu disetujui. Luhut Pandjaitan diangkat menjadi komandan detasemen antiteror, Prabowo sebagai wakil komandan," demikian dikisahkan mantan Danjen Kopassus Letjen Sintong Panjaitan dalam bukunya yang bertitel Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando.

Namun, Benny meminta Luhut Binsar bertanya kepada Menhankam/Panglima ABRI Jenderal M Jusuf soal nama bagi detasemen antiteror itu.

Ketika Jenderal Jusuf mengunjungi Markas Kopassandha di Cijantung, Jakarta Timur, Luhut dan Prabowo langsung menghadapnya dan mengusulkan nama untuk detasemen baru tersebut.

Nama yang diusulkan ialah Detasemen 81/Antiteror. Angka 81 didasarkan pada pembentukan detasemen itu pada 1981.

Jenderal Jusuf pun langsung setuju. Tentara berdarah Bugis itu punya alasan untuk persetujuannya atas angka 81.

Menurut dia, angka 8 dan 1 jika dijumlahkan menjadi 9. Pesawat Herkules yang biasa digunakan Jenderal Jusuf juga memiliki call sign A-1314.

Angka-angka itu jika dijumlahkan juga menjadi 9. "Angka paling bagus itu," tutur Jenderal Jusuf, sebagaimana diceritakan ulang dalam buku suntingan wartawan senior Hendro Subroto tersebut.

Anggota Detasemen 81/Antiteror merupakan hasil seleksi terhadap personel terbaik di Kopassandha. Luhut menginginkan setiap anggota Detasemen 81 memiliki keahlian khusus, seperti menembak runduk, demolisi, komunikasi, peralatan, dan lain-lain.

Kopassus TNI AD melahirkan banyak tokoh kondang. Salah satunya Luhut Binsar Pandjaitan. Sejak berpangkat mayor, dia sudah diminta pilih senjata untuk Kopassus.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News