Masjid Jarang

Oleh Dahlan Iskan

Masjid Jarang
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Kini Masjid Agung Surabaya yang menjawabnyi dengan serius. Dengan praktik di kenyataan. Berarti hari itu begitu banyak setan yang ke Masjid Agung Surabaya.

Khotbah hari itu juga pendek. Disesuaikan dengan zaman Covid-19.

Doa yang dibaca imam yang agak panjang. Namun doa hari itu sangat mengharukan --doa tolak bala.

Cara melantunkan doanya pun sangat syahdu. Sangat memerindingkan kuduk. Doa qunut itu terasa daruratnya. Banyak jemaah yang ikut tersedu.

Khatib hari itu adalah KH Husen Rifa'i. Beliau adalah pengasuh Pondok Pesantren Jabal Noer, Geluran, Taman, Sidoarjo.

Ketika salat Jumat selesai, hujan pun turun. Kejadian itu memberi pelajaran baru. Ternyata masih ada titik kelemahan: jemaah menggerombol di dekat pintu --menunggu hujan reda.

Takmir masjid sigap. Diumumkanlah agar jemaah tetap menjaga jarak. Tidak boleh menggerombol. Lebih baik kembali ke tempat salat masing-masing. Menunggu hujan reda sambil membaca Alquran.

Seruan itu ditaati. Semua kembali ke tempat salat. Membaca Alquran lewat layar ponsel masing-masing.

Memang itulah doktrin salat. Harus berimpitan. Yang salatnya berjarak, akan ada setan di sela itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News