Masjid Jarang

Oleh Dahlan Iskan

Masjid Jarang
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

"Bagaimana waktu salat? Bukankah salat harus berimpitan," tanyanyi.

Saya serahkan ke ustaz yang ikut senam di situ untuk menjawabnyi.

"Kan tidak ada yang bicara selama salat. Tidak ada kekhawatiran ada droplet. Semestinya boleh tidak jaga jarak," ujar ustaz kami.

Saya pun menyela. "Tetapi biasanya banyak juga yang batuk-batuk," sela saya.

"Berarti ya harus jaga jarak," ujar ustaz kami.

Yang bertanya tadi masih bertanya lagi. "Kalau jaga jarak nanti kan ada setan yang menempati sela-sela itu. Bagaimana?“ tanyanyi.

Memang itulah doktrin salat. Harus berimpitan. Yang salatnya berjarak, akan ada setan di sela itu.

Saya hanya bisa menjawabnyi dengan guyon. "Baik juga ada setan di situ. Agar salat kita teruji," jawab saya sambil senyum.

Memang itulah doktrin salat. Harus berimpitan. Yang salatnya berjarak, akan ada setan di sela itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News