Masyarakat Dirugikan Jika PDIP Gabung Koalisi Besar KIR-KIB

Masyarakat Dirugikan Jika PDIP Gabung Koalisi Besar KIR-KIB
Pengamat politik Ujang Komarudin komentari wacana PDIP bergabung dengan koalisi besar perpaduan KIB dan KIR. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin melihat PDIP sulit bersatu dengan kepentingan koalisi besar perpaduan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).

Ujang mengatakan koalisi besar tersebut sudah punya Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai king maker. 

“Sedangkan jika PDIP masuk ada Megawati (sebagai king maker),” ujar Ujang saat dihubungi, Selasa (4/4).

Ujang menilai kepentingan Jokowi dan Megawati dalam Pilpres 2024 belum tentu sama.

Hal ini nantinya menentukan arah koalisi PDIP yang menentukan arah koalisi parpol besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.

“Kita lihat saja ke depan apakah kepentingan Jokowi dan Megawati sama. Kalau sama bisa gabung kalau beda akan jalan masing-masing. Koalisi besar di bawah komando Jokowi, PDIP di bawah komando Megawati,” tutur Ujang.

Ujang menambahkan, jika PDIP bergabung dengan Koalisi Besar maka pertarungan Pemilu 2024 menjadi tidak menarik. Sudah dapat diprediksi capres-cawapres yang akan bertarung nantinya hanya dua pasang saja.

“Kalau PDIP bergabung enggak menarik kan cuma ada dua pasang. Koalisi besar plus PDIP dengan Koalisi Perubahan,” kata dia.

Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Ujang Komaruddin menilai masyarakat dirugikan jika PDIP bergabung dengan koalisi besar di bawah komando Jokowi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News