Masyarakat Mengeluh Kenaikan Harga Bahan Pokok, Jokowi hingga Luhut Dikaitkan

Masyarakat Mengeluh Kenaikan Harga Bahan Pokok, Jokowi hingga Luhut Dikaitkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat memperkenalkan para menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka Jakarta. Foto: arsip JPNN.com/Ricardo

Menurut Natasha, proses analisis data pendapat masyarakat dilakukan dengan menyimak twit warganet di media sosial.

Setelah itu dilakukan pembersihan twit media dan buzzer sehingga tercapai buzzer free.

"Setelah itu dilakukan analisis ekplosur perbincangan, analisis sentimen, dan analisis topik perbincangan. Perbicangan kenaikan harga-harga tercatat memuncak pada 31 Maret 2022," ungkap Natasha.

Dari profil data perbicangan terekam berasal dari 95.057 perbincangan dari 81.083 akun di Twitter.

Sekitar 76 persen berasal dari Pulau Jawa, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Banten, sedangkan 5,53 persen perbincangan berisi respons masyarakat terhadap kenaikan harga Pertamax (52,103 twit), lalu minyak goreng (37,857), LPG (4,522), daging (10800, dan kedelai (625).

Kemudian, perbincangan berisi keluhan masyarakat terhadap kenaikan harga terhadap berbagai komoditas di pasaran. Kedelai memiliki respons positif lebih besar.

Sentimen negatif terjadi pada harga daging 88,57 persen, Pertamax 84,87 persen, LPG 83,99 persen, minyak goreng 69,285 persen.

Selain itu, 65 persen perbincangan mengaitkan kenaikan harga komoditas dengan Presiden Joko Widodo (17.277 twitt), Erick Thohir (2.790), Luhut Binsar Pandjaitan (2.705), Basuki Tjahya (2.127), M Lutfi (747), Puan Maharani (491), Airlangga (320), dan Megawati (262).

Sejumlah tokoh negara dianggap jadi penyebab komoditas bahan pokok, seperti minyak goreng, daging sapi, daging ayam, kedelai, pertamax dan LPG nonsubsidi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News