Masyarakat Tidak Perlu Mengantre Lama Sejak Ada Good Doctor

Upaya tersebut harus didukung ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, biaya kesehatan murah dan dijangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama yang tidak mampu, sehingga rakyat mendapatkan manfaatnya secara merata dan tepat sasaran.
Hendrar mengatakan sejak Semarang mencanangkan Kota Sehat pada 2014, penghargaan di bidang kesehatan pada tingkat nasional telah diraih.
Penghargaan Swasti Saba untuk Kabupaten Kota Sehat yang diadakan dua tahun sekali oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri berturut-turut diterima oleh Kota Semarang pada 2015, 2017, 2019, dan 2021.
Data Profil Kesehatan Kota Semarang 2020 menyebutkan, alasan masyarakat memilih untuk tidak berobat jalan adalah waktu tunggu pelayanan lama dan tidak ada yang mendampingi. Kendala lain adalah rasio dokter dan penduduk yang belum ideal.
Menurut WHO, rasio dokter dan penduduk yang ideal adalah 1:1000. Namun, berdasarkan data Badan Pusat Statistik Jawa Tengah 2021, jumlah dokter (termasuk dokter spesialis) di Kota Semarang sebanyak 791.
Sementara, jumlah penduduk Kota Semarang berdasarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang 2021 sebanyak 1.687.222 orang, berarti rasionya sekitar 1:2133.
"Dengan kerja sama ini, kendala-kendala seperti itu bisa diatasi," ujar Hendrar.
Telemedicine merupakan pelayanan kesehatan yang dapat mengatasi hambatan berupa faktor geografis, biaya, dan waktu dengan hasil yang baik.
Masyarakat yang ingin berkonsultasi dengan dokter tidak perlu mengantre karena sudah ada Good Doctor.
- Dokter Konsumen
- PTM Capai 73%, Workshop FIA & GAPMMI Bedah Strategi untuk Hadapi Tantangan Kesehatan
- 7 Menu Sarapan yang Baik untuk Menjaga Kesehatan Tubuh
- Dokter Ayu Widyaningrum Raih Penghargaan Pemimpin Inklusif 2025 dalam Eksekutif Award
- Polda Jabar Akan Umumkan Hasil Psikologi Dokter Cabul Priguna
- Kawal PHTC Bidang Kesehatan, Wakil KSP Tinjau Layanan CKG di Kabupaten Lahat