Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'

Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'
Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'

Buku ini diperkirakan menimbulkan kecemasan di kalangan politikus Australia.

Buku ini memuat nama lebih dari 40 politisi dan mantan politisi Australia yang menurut Prof Hamilton sedang melakukan pekerjaan bagi pemerintah totaliter China, terkadang tanpa disadari. Kebanyakan di antaranya nama berpengaruh.

"(Mantan perdana menteri Bob) Hawke dan (Paul) Keating, ketika karir politik berakhir, mereka terus menjadi teman China terpercaya, bolak-balik di antara kedua negara, bergaul dengan para kader dan konglomerat teratas," tulis Prof Hamilton.

"Bila kaitan Hawke dengan China terbukti menguntungkan, Keating lebih tertarik pada pengaruh," katanya.

'Beijing Bob'

Seluruh bab, berjudul Beijing Bob, didedikasikan untuk mantan menteri luar negeri dari Partai Buruh serta menteri utama New South Wales Bob Carr.

Bab ini menuduh Bob Carr "mendorong sikap agresif pro-China di kaukus Partai Buruh".

Prof Hamilton mencatat penunjukan Carr pada 2015 sebagai direktur pendiri Institut Penelitian Australia-China (ACRI) di University of Technology, Sydney.

ACRI didirikan dengan sumbangan $ 1,8 juta dari pengembang properti milyuner Huang Xiangmo, yang menyumbangkan jutaan dana kepada politisi Australia dan digambarkan dalam buku tersebut sebagai salah satu agen paling berpengaruh Beijing di Australia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News