Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'

Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'
Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'

"Huang berada di tengah jaringan pengaruh yang meluas ke dunia politik, bisnis dan media," tulis Prof Hamilton.

Huang telah menjadi subyek spekulasi publik sejak ABC News mengungkapkan jutaan dolar sumbangan politiknya, dan hubungannya dengan politisi federal, dalam serangkaian pemberitaan pada tahun 2015, 2016 dan 2017.

"Mari kita sebut Institut Riset Australia-China seperti apa adanya," tulis Prof Hamilton.

"Sebuah perangkat propaganda yang didukung Beijing, menyamar sebagai lembaga penelitian sah, tujuan utamanya untuk memajukan pengaruh PKC (Partai Komunis China) di kalangan pengambil kebijakan dan politik Australia, sebuah organisasi yang diselenggarakan oleh universitas yang komitmennya terhadap kebebasan akademik dan praktik yang benar dipengaruhi uang, dan dipimpin mantan politisi yang mengalami sindrom kekurangan relevansi yang tak menyadari betapa berharganya dirinya bagi Beijing," demikian ditulis dalam buku itu.

Huang membantah sumbangan dan pengaruhnya di masyarakat Australia terkait dengan Pemerintah China. Dia menggambarkan tuduhan tersebut sebagai sindiran dan rasisme.

Bob Carr, yang menolak berkomentar untuk artikel ini, sebelumnya mengatakan ACRI "berpandangan positif dan optimis" tentang hubungan Australia-China, "independen" dan "non-partisan". Dia menolak pendapat bahwa dia bekerja bersama atau untuk PKC atau proksinya.

Mata-mata China Disebut 'Susupi Kelompok Gereja di Australia'
Bob Carr dituding menjalankan "propaganda yang didukung Beijing".

7.30 Report

Buku ini juga merinci daftar akademisi China-Australia yang menurut Prof Hamilton membiarkan pengiriman penelitian keamanan nasional yang signifikan - di bidang sensitif seperti ruang angkasa, kecerdasan buatan dan teknik komputer - dari universitas-universitas Australia ke pihak militer China.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News