Mau Sebar Hoaks Penganiayaan Ulama? Ini Warning Mabes Polri
jpnn.com, JAKARTA - Mabes Polri mengimbau warganet tak sembarangan membuat atau membagikan kabar tentang penganiayaan ulama. Sebab, banyak kabar tentang penganiayaan ulama yang ternyata hoaks.
"Kami berharap dan mengimbau kepada mereka yang berpotensi membuat dan menyebarkan berita hoaks itu untuk berhenti. Jangan membuat kegaduhan," kata Kabag Penum Humas Polri Kombes Martinus Sitompul di kantornya, Jakarta, Jumat (8/2).
Martinus mengatakan, jika pembuat hoaks penganiayaan ulama tak kunjung menghentikan ulahnya, maka Polri akan bertindak tegas. “Kami akan melakukan tindakan tegas berdasarkan hukum kepada para penyebar dan yang memproduksi berita bohong ini," sambungnya.
Mabes Polri pun tak berhenti pada menyampaikan imbauan. Sebab, kini polisi juga menyelidiki berita-berita hoaks, terutama tentang penganiyaan terhadap para ulama.
"Kami akan lihat. Kami akan selidiki lebih dalam dan bisa tahu motif sebenarnya apa," ujarnya.
Dia menduga kabar hoaks penganiayaan ulama bisa didasari beragam motif. Misalnya, motif politik terkait Pilkada 2018.
Tapi, bisa juga motifnya ekonomi. “Apakah terkait dengan motif politik, motif ekonomi, karena setelah memproduksi kemudian mendapat imbalan uang," tambah Martinus.(dna/JPC)
Mabes Polri mengimbau warganet tak sembarangan membuat atau membagikan kabar tentang penganiayaan ulama karena berpotensi menimbulkan kegaduhan.
Redaktur & Reporter : Antoni
- Memerangi Berita Hoaks di Internet, Mahasiswa Diminta Memperbanyak Konten Positif
- Kenali Hoaks dan Misinformasi, Jangan Ditelan Mentah-Mentah
- Kecerdasan Buatan Makin Canggih, Masyarakat Diminta Waspada
- Ulama Banten Ajak Masyarakat Jangan Terpecah Belah karena Beda Pilihan
- Polda Jateng Imbau Masyarakat Mewaspadai Hoaks Seusai Pencoblosan
- Hasil Exit Poll Pemilu di Luar Negeri Dicap Hoaks