Mau Tahu Tentang Gerhana Matahari (Paling Langka) Hybrid? Masuk Sini!

Mau Tahu Tentang Gerhana Matahari (Paling Langka) Hybrid? Masuk Sini!
Foto Gerhana matahari total yang diambil di Desa Kalora, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso, Sulteng. GMT terjadi pukul 08.38 Wita selama 2 menit 52 detik. FOTO: Chairil Indra Jaya/Berita Koran Makassar

jpnn.com - JAKARTA - Bagi masyarakat yang tidak menyaksikan fenomena gerhana matahari total secara langsung, Rabu (9/3) pagi tak perlu kecewa. Pasalnya, gerhana matahari akan kembali menyapa Indonesia tujuh tahun lagi. Tepatnya pada 20 April 2023. 

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaludin mengatakan, Thomas menyebutkan, gerhana matahari pada 2023 hanya akan melintasi Maluku dan Papua Barat. 

Jadi, upaya melihat langsung pada 2023 bakal lebih berat jika dibandingkan pada 2016. Sebab, cakupan wilayahnya jauh lebih sedikit.

Durasi gerhana matahari total pagi ini rata-rata mencapai 3 menit 19 detik. Sementara itu, pada 2023, durasinya hanya mencapai 1 menit 50 detik. 

Menurut Thomas, gerhana matahari 2023 adalah gerhana matahari hybrid.

(BACA JUGA: INGAT! Gerhana Matahari Datang 7 Tahun Lagi, Itu yang Paling Langka)

Sementara itu, pengamat astronomi Madhonna Nur Aini, gerhana matahari hybrid adalah jenis gerhana matahari paling langka.

Perempuan yang akrab disapa Donna itu mengatakan, gerhana hybrid adalah perpaduan gerhana cincin dengan gerhana matahari total. "Dalam satu kesempatan, terjadi gerhana matahari cincin dan GMT," sebutnya. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News