Mau Tuduh PDIP Anti-Islam? Silakan Berhadapan dengan Gus Nabil

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pagar Nusa M Nabil Haroen menceritakan pengalamannya sebagai nahdiyin yang menjadi anggota DPR dari PDI Perjuangan. Politikus yang beken disapa dengan panggilan Gus Nabil itu mengatakan, partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut bukanlah parpol anti-Islam.
Gus Nabil menyampaikan hal itu saat mendampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto bersilaturahmi di Pondok Pesantren Luhur Al Tsaqafah asuhan KH Said Aqil Siroj di Jakarta Selatan, Selasa (8/10). Menurutnya, di PDIP ada para politikus religius.
"Saya juga merasakan betul-betul bahwa PDIP adalah seperti dikatakan KH Said Aqil, umat yang moderat. Nasionalis religius atau soekarnois nahdiyin," ujar Gus Nabil.
Karena itu Gus Nabil merasa heran apabila ada yang menuduh PDIP sebagai partai anti-Islam. Alumnus Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri itu menyebut tuduhan soal PDIP anti-Islam merupakan fitnah.
"Sudah jelas tidak boleh ada lagi yang menuduh PDIP anti-Islam. Yang bilang seperti maka siap berhadapan dengan saya," tegasnya.
Selain itu, Gus Nabil juga menyebut PDIP sebagai partai yang punya disiplin tinggi dalam menertibkan legislatornya. Sebagai contohnya adalah proses pemilihan ketua DPR dan MPR beberapa waktu lalu.
"Saya bersyukur jadi kader PDIP. Pemilihan Ketua DPR dan Ketua MPR saya rasakan sekali PDIP partai paling tertib. Sebelum rapat paripurna fraksi dikumpulkan dulu berhitung seperti militer," katanya.(tan/jpnn)
Ketua Umum Pagar Nusa M Nabil Haroen menceritakan pengalamannya sebagai nahdiyin yang menjadi anggota DPR dari PDI Perjuangan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Tim Hukum Hasto Bawa Bukti Dugaan Pelanggaran Penyidik KPK ke Dewas
- Rempang Eco City Tak Masuk Daftar PSN Era Prabowo, Rieke Girang
- Politikus PDIP Apresiasi Ide Dedi Mulyadi Kirim Siswa Bermasalah ke Barak
- 5 Berita Terpopuler: Kapan Pengisian DRH NIP PPPK? Simak Penjelasan Kepala BKN, Alhamdulillah Perjuangan Tak Sia-sia
- Rayakan 70th KAA, Usman Hamid And The Blackstones Bawakan Album Baru Kritik Sosial
- Megawati Usulkan KAA Jilid II Bahas Kondisi Global dan Kemerdekaan Palestina