Mayat – mayat Bergelimpangan di Jalan, Merinding

Mayat – mayat Bergelimpangan di Jalan, Merinding
Satu jenazah dievakuasi di Pantai Talise, Palu, Sabtu (29/9) akibat tsunami. Foto: HARITSAH ALMUDATSIR/JAWA POS

Memang, akibat kejadian itu, selain tiga rekan setimnya dari Jatim, atlet paralayang dari daerah lain dan luar negeri juga ikut tewas. Terkubur dalam runtuhan. "Tiga dari Malang, satu dari Sulawesi Utara, satu dari Korea," imbuhnya.

Bersama rekannya, dia sudah berupaya maksimal menolong yang terjebak, namun terhambat bongkahan cor. Hingga sore hari, pesawat evakuasi milik TNI AU datang. Dia pun diterbangkan ke Makassar. Selanjutnya menggunakan pesawat komersial ke Surabaya.

Alfari Widyasmara (33), asal Yogyakarta, juga berada di Palu saat bencana terjadi. Beruntung dia sedang di luar hotel begitu gempa datang. Dia masih sempat menyelamatkan diri dengan berlari ke bukit.

BACa JUGA: Pray for Sulteng, Jumlah Korban Sudah 832 Jiwa

Hingga pagi dia bertahan di sana. Setelah merasa aman, barulah kembali ke penginapan. Namun, kerusakan parah terjadi. Jalanan terbongkar, pagar, dan gedung rubuh.

"Di pinggir jalan mayat-mayat bergelimpangan, Pak. Tadi pagi saya lewat di situ, masih banyak mayat. Masih belum ada tim SAR," urainya dengan nada suara agak parau. (*)

 


Hari pertama pascagempa dan tsunami di Donggala dan Palu, dilaporkan mayat-mayat bergelimpangan di jalan.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News