Mayjen Joni hingga Yudi Latif Bedah Pemikiran Geopolitik Bung Karno, Apa Isinya?

Mayjen Joni hingga Yudi Latif Bedah Pemikiran Geopolitik Bung Karno, Apa Isinya?
Direktur Program Doktor Unhan RI Mayjen Joni Widjayanto dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Soekarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara yang diadakan secara hybrid, Sabtu (19/2). Foto: Tangkapan layar Zoom

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Program Doktor Unhan RI Mayjen Joni Widjayanto menilai pemikiran geopolitik Bung Karno sangat penting untuk kembali diketengahkan dalam menghadapi realitas pertarungan dunia pada saat ini.

Joni menganggap pemikiran Proklamator RI itu selalu memiliki relevansi dengan kepentingan nasional dan pertahanan negara.

Hal ini disampaikan jenderal TNI bintang dua itu dalam Simposium Nasional Relevansi Geopolitik Soekarno bagi Kepentingan Nasional dan Pertahanan Negara yang diadakan secara hybrid, Sabtu (19/2).

Turut hadir, mahasiswa Doktoral Universitas Pertahanan RI yang juga Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Kemudian ada cendekiawan Prof Yudi Latif dan pakar kebijakan luar negeri Prof Banyu Perwita.

Joni mengatakan dunia ditandai dengan adanya berbagai aliansi pragmatis yang merupakan perwujudan pertarungan abadi neoliberalisme dan neorealisme saat ini.

"Untuk menghadapi pertarungan geopolitik dan menjaga kepentingan nasional serta pertahanan negara Indonesia, maka pemikiran geopolitik Soekarno penting untuk diketengahkan," kata Joni.

Joni menekankan dalam perspektif geopolitik Soekarno, Indonesia harus membangun diri sesuai dengan karakter serta ciri khasnya sendiri, termasuk dalam hal pertahanan.

Soekarno, kata dia, menyatakan pertahanan negara dapat sempurna semaksimal mungkin, apabila berdiri di atas karakteristik bangsa dan tanah air.

Direktur Program Doktor Unhan RI Mayjen Joni Widjayanto membedah pemikiran geopolitik Bung Karno. Dia menganggap pemikiran geopolitik Bung Karno masih relevan hingga saat ini.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News