Mayo Bali

Oleh: Dahlan Iskan

Mayo Bali
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Saya belum tahu siapa investor rumah sakit tersebut. Tanahnya jelas, tidak perlu lagi membebaskan: milik BUMN. Investasinya juga tidak terlalu besar: sekitar Rp 3 triliun.

Mayo International sudah menegaskan: tidak akan tanam uang di situ. Peran Mayo terbatas pada memberikan konsultasi. Begitulah pemberitaan media di Singapura.

Negara itu memang menganggap berita Mayo tersebut sangat penting: pesaing baru bagi Singapura.

Kalau Mayo tidak ikut tanam modal, berarti akan ada pihak lain. Anda sudah tahu: bahwa saya belum tahu.

Tapi, Presiden Jokowi menegaskan, RS itu sudah harus beroperasi akhir tahun 2023: sebentar lagi. Berarti, investornya sudah ada: hanya saya yang tidak tahu siapa.

Pemerintah memang gelisah –demikian juga saya dan Anda: begitu besar dana kesehatan yang kabur ke luar negeri. Pemerintah menyebut sampai 8 miliar dolar AS. Berarti lebih dari 100 triliun rupiah setahun.

Koran Singapura menyebut orang Indonesia itu, sakit sepele saja, ke Singapura. Tentu juga ke KL dan Penang. Yang menurut banyak komentator Disway, mereka itu tidak akan pindah ke Bali. Medan–Penang hanya 30 menit. Medan–Bali 3 jam. Belum lagi tambahan waktu untuk transit di Jakarta. Atau transit di Singapura.

Namun, sebagian orang Jakarta dan Surabaya semestinya pilih ke Bali. Kalau memang Mayo Amerika berada di situ sebagai jaminan mutu.

Sebagian orang Jakarta dan Surabaya semestinya pilih ke Bali. Kalau memang Mayo Amerika berada di situ sebagai jaminan mutu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News