Mayoritas Pasien RS di Jabar Tak Bisa Memilih

Mayoritas Pasien RS di Jabar Tak Bisa Memilih
Pj Gubernur Jabar Bey Triadi Machmudin bersama Forkopimda di Gedung Sate Bandung, mengadakan teleconference dengan kepala daerah dari 27 kabupaten/kota se-Jawa Barat , Rabu (14/2/2024). ANTARA/Ricky Prayoga.

Sementara rumah sakit hanya memfasilitasi pemungutan suara untuk tenaga kesehatan.

Saat ditemui selepas teleconference, Bey mengatakan pasien yang dirawat tidak difasilitasi memilih karena penyelenggara pemilu (KPU) mengharapkan pasien kembali ke rumah dan menyalurkan hak pilih sesuai domisili masing-masing.

"Namun ini kan tidak memungkinkan, apalagi pasien, yang namanya dirawat sulit, belum harus menunggu di TPS," ucapnya.

Dalam teleconference tersebut Bey juga memberi usulan dan masukan agar bisa dilakukan pemungutan suara susulan dengan tetap mengedepankan legalitas bagi para pasien di rumah sakit.

"Ini minimal akan jadi perbaikan ke depan," katanya.

Data Dinas Kesehatan Jawa Barat mencatat sekitar 53 ribu jumlah tempat tidur di rumah sakit.

Namun Bey memastikan angka tersebut bukan angka pasien yang tidak bisa memilih.

"Itu angka tempat tidur. Ada pasien yang bisa, ada yang tidak. Di Santosa itu TPS-nya hanya untuk nakes (tenaga kesehatan) saja. Kami minta ke seluruh rumah sakit untuk mengambil inisiatif, tetapi di Sumedang contohnya hanya bisa sepuluh orang, tadi Pak Kapolda cek ke rumah sakit Polri ada yang bisa, ada yang tidak," kata Bey. (Antara/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Mayoritas pasien yang berada di sejumlah rumah sakit di Jawa Barat tak bisa memilih, bagaimana solusinya?


Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News