Mbah Mijan Happy, Orang Sakti Geli

Mbah Mijan Happy, Orang Sakti Geli
Pawang hujan, Mbak Rara saat beraksi di MotoGP Mandalika. Foto: ridha/jpnn

“Aksi Rara sukses menyedot perhatian dunia," bebernya.

Mbah Mijan pun menyarankan ritual semacam itu bisa dilibatkan kembali di acara skala internasional lainnya.

Paranormal 37 tahun itu mengingatkan kegiatan seperti pawang hujan harus dikemas rapi agar lebih menarik di mata penonton.

"Mbah menyarankan, jika ada acara lagi sekelas MotoGP dan ingin melibatkan ritual semacam itu, sebaiknya dikemas rapi, agar jadi daya tarik tersendiri," tutur Mbah Mijan. 

Sementara itu, pegiat ilmu kebatinan asal Bali, Jro Paksi Penyumbu Ring Perepan Sari punya pandangan berbeda tentang aksi Mbak Rara.

"Saya Jro Paksi Penyumbu Ring Pererepan Sari sangat geli dan ingin ketawa," ujar Jro Paksi saat dimintai tanggapan atas aksi viral Mbak Rara.

Jro Paksi menyinggung kode etik pawang hujan yang sejatinya untuk upacara keagamaan atau persembahan.

"Semua yang berpacu di Sirkuit Mandalika adalah Kuda Besi, logikanya tidak perlu ada pawang hujan. Mereka (pelaku MotoGP) sudah tahu ban motor yang harus dipakai saat hujan atau panas," tuturnya.

Mbah Mijan pun menyarankan ritual semacam itu bisa dilibatkan kembali di acara skala internasional lainnya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News